kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,90   6,30   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IORA ditargetkan dorong surplus perdagangan


Kamis, 09 Maret 2017 / 20:42 WIB
IORA ditargetkan dorong surplus perdagangan


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA) yang baru saja digelar akan ditindaklanjuti dengan sejumlah perjanjian bilateral antar Indonesia dengan negara-negara anggota IORA.

Sejauh ini sudah ada kesepakatan dengan 21 kamar dagang negara anggota IORA dan merumuskan 11 pokok pikiran yang akan dituangkan ke Action Plan.

Enggartiasto mengatakan, kerjasama dengan anggota IORA yang kebanyakan merupakan negara berkembang ini akan menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi Indonesia, karena memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan kerjasama ini bisa meningkatkan surplus perdagangan Indonesia. "Pasar ini sangat potensial,” ujarnya, Kamis (9/3).

Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS menuturkan ada banyak variasi produk unggulan Indonesia yang bisa dijual. Seperti produk turunan CPO, kopi, karet, elektronik, tekstil, buah-buahan dan barang pecah belah. “Tinggal disesuaikan apa segmennya, apakah high end, midle end, atau low end,” katanya.

Sasmito mencontohkan Afrika, walaupun pendapatannya secara umum berada di bawah Indonesia, namun memiliki pasar yang besar. Sedangkan Timur Tengah, meski penduduknya tak sebanyak Afrika, tapi pendapatannya tinggi.

 “Afrika penduduknya lebih dari 500 juta, mungkin yang sudah tergarap sepertiganya sudah bagus. Misalkan sarung, itu sudah masuk Mesir dan Somalia, Nah ini perlu disebarkan ke banyak negara di Afrika,” ujarnya.

Data UN Comtrade menyebutkan, pada 1996, surplus neraca dagang Indonesia dengan negara IORA sebesar U$S 451 juta, namun pada 2008 anjlok menjadi defisit sebesar US$ 6,3 miliar. Setelah 2009-2011 kembali surplus US$ 2 miliar, US$ 915 juta dan US$1,1 miliar, selanjutnya di 2012 sampai 2014, berturut-turut kembali defisit sebesar US$ 4,2 miliar, US$ 4,9 miliar dan US$ 1,5 miliar.

Baru pada tahun 2015 neraca dagang Indonesia dengan negara-negara IORA kembali tercatat surplus sebesar US$ 2,5 miliar. Nilai surplus itu pun belum menyamai capaian surplus di atas US$ 5 miliar yang terjadi di tahun 1998, 2000 dan 2007.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×