kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Ingin jadi anggota DK PBB, Indonesia lobi UE


Rabu, 30 September 2015 / 08:00 WIB
Ingin jadi anggota DK PBB, Indonesia lobi UE


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia saat ini tengah melobi negara-negara di Uni Eropa agar mendukung keinginan Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 2019 mendatang.

"Sekarang ini, dari setiap pertemuan bilateral di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, selain meningkatkan hubungan bilateral, kita memang melobi negara-negara termasuk negara-negara di Uni Eropa untuk menjadi DK-PBB pada 2019 mendatang. Kita butuh lobi yang kuat dari mereka,” ujar Wapres Kalla di Markas Besar PBB di  New York, Amerika Serikat, Selasa (29/9) sore waktu setempat atau Rabu pagi.

Menurut Wapres Kalla, kehadiran Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK-PBB sangat penting. Sebab, melalui DK-PBB Indonesia dapat melaksanakan fungsi sehari-hari PBB di markas besarnya di New York. "Kita akan ikut menjadi bagian dalam pengambilan kebijakan PBB," kata Wapres.

Bagi Indonesia, tambah Wapres Kalla, PBB bisa menjadi sarana untuk ikut menjaga perdamaian dunia, keadilan dan HAM. (Baca juga: Kalla: Indonesia Akan Ajukan Diri Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB)

“Kita juga bisa berbicara soal reformasi PBB. Di antaranya, kesetaraan di antara negara anggota PBB, seperti tak ada hak veto dan bagaimana PBB ke depan menjadi lebih kuat lagi," tuturnya.

Selama menghadiri persidangan di PBB, sejak 25 September lalu, Wapres Kalla didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB Desra Percaya menggelar pertemuan bilateral dengan sejumlah negara UE seperti Latvia, Bulgaria, Kroasia  dan Belanda. (Suhartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×