kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia layak investasi sejak 2011


Jumat, 24 Maret 2017 / 21:02 WIB
Indonesia layak investasi sejak 2011


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengatakan, upaya perbaikan melalui reformasi struktural dan institusional yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sangat signifikan. Oleh karena itu, tak ada alasan bagi Standar and Poor's (S&P) untuk tidak menaikkan peringkat utang Indonesia di tahun ini.

Leo mengatakan, hal-hal yang disyaratkan oleh S&P untuk menaikkan peringkat Indonesia selalu berubah. Tahun 2012, S&P mensyaratkan reformasi belanja negara dan pemerintah telah melakukan hal itu melalui pemangkasan anggaran subsidi dan dialihkan menjadi belanja infrastruktur.

Kemudian tahun 2015, S&P mensyaratkan kualitas belanja negara yang signifikan serta perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) mengikuti mekanisme pasar dan pemerintah telah melakukan hal itu. Sementara tahun 2016, S&P mensyaratkan defisit anggaran turun.

Padahal Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi dari Fitch Ratings, Moody's, dan Japan Credit Rating Agency (JCR). Bahkan ketiganya juga telah menaikkan outlook peringkat utang Indonesia dari stabil menjadi positif sehingga memungkinkan Indonesia untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi lagi.

"Investment grade seharusnya sudah dari beberapa tahun lalu. Momentum investment grade itu di tahun 2011-2012," kata Leo kepada KONTAN, Jumat (24/3).

Lebih lanjut menurut Leo, sejumlah indikator ekonomi Indonesia juga lebih baik dibanding negara lain. Bahkan lebih baik dibanding negara-negara yang telah mendapatkan peringkat layak investasi dari S&P.

Misalnya, standar deviasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia paling rendah, pertumbuhan PDB-nya juga lebih baik, rasio utang pemerintah terhadap PDB masih rendah, dan rasio utang korporasi terhadap PDB terus menurun.

Begitu juga dengan pendapatan per kapita Indonesia yang lebih tinggi dari India serta rata-rata defisit anggaran Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya hanya -1,6%. Tak hanya itu, kebijakan amnesti pajak Indonesia juga merupakan salah satu negara yang berhasil di dunia. Tak hanya itu, inflasi dan rupiah pun terkendali.

"Dari sisi prosesnya, improvement yang terjadi di Indonesia di tengah kondisi global yang tidak pasti, kita menunjukkan resiliensi yang baik," tambahnya.

Menurut Leo, Jika S&P menaikkan peringkat utang Indonesia di tahun ini maka akan ada tambahan capital inflow dari negara-negara yang selama ini mensyaratkan peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional.

Sementara itu, jika S&P tidak menaikkan peringkat utang Indonesia di tahun ini, Leo memperkirakan akan ada sedikit volatilitas di pasar keuangan dalam negeri, khususnya dari investor yang sudah mulai memperhitungkan kenaikan peringkat tersebut. Namun hal itu diperkirakannya tidak berlangsung lama.

Namun, jika S&P kembali tak naikkan peringkat maka kredibilitas lembaga tersebut bisa dipertanyakan. Menghingat tiga lembaga pemeringkat utang lainnya telah menyematkan peringkat layak investasi Indonesia sejak 2011 (Fitch rating) dan 2012 (Moody's) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×