kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor global dominan di laju ekonomi RI 2017


Rabu, 14 Desember 2016 / 18:57 WIB
Faktor global dominan di laju ekonomi RI 2017


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2017 masih berada di level moderat. Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dijaga di level 5,1%, sedikit lebih tinggi dari outlook tahun 2016 5%.

Jika, proyeksi pemerintah itu kita jadikan based line, maka hampir seluruh lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan jauh-jauh dari angka itu. KONTAN mencoba untuk meringkat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dari berbagai lembaga.

Hasilnya, rata-rata lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan ada dikisaran antara 5,1%-5,45%. Sejauh ini, belum ada lembaga yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi di bawah target pemerintah.

Misalnya, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan berada di level 5,1% sama dengan pemerintah. Proyeksi itu mengacu pada trend pertumbuhan di negara kawasan yang akan sedikit lebih tinggi dari tahun ini.

Menurut ADB negara-negara di awasan Asia Tenggara masih memiliki kemampuan konsumsi yang masih baik. DItambah, komitmen pemerintahnya dalam mendorong belanja melalu pelaksanaan proyek infrastruktur.

Kondisi ekonomi global dipercaya menjadi faktor yang dominan dalam mendorong pertumbuhan. Terutama perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan lebih ekspansif namun dengan pendekatan yang lebih proteksionis.

Proyeksi ADB ini terbilang lebih pesimistis dibandingkan lembaga lainnya seperti International Monetery Found (IMF) yang memeprkirakan pertumbuhan tahun depan di level 5,2%. Sedangkan World Bank malah lebih tinggi lagi, di level 5,3%.

Sebagai catatan, kedua lembaga yang disebutkan terakhir hingga kini belum meng-update proyeksinya. Terutama setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden AS dan keputusan negara-negara OPEC yang akan memangkas produksi minyak mentanhnya.

Sementara dari Tanah Air, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 5,45%. Proyeksi ini cukup optimistis, gapnya dengan proyeksi pemerintah cukup tinggi.

Ekonom LIPI Latif Adam mengatakan, ada peluang dorongan pertumbuhan dari sisi investasi hingga diatas 5% dari tahun ini. Dorongan itu diakibatkan dari dampak paket kebijakan yang dirilis pemerintah tahun ini. "Kita perkirakan implementasi paket-paket kebijakan akan terasa pada tahun depan," ujar Latif.

Diakui Latif, kondisi ekonomi global masih diselimuti ketidakpastian. Namun, hal itu tida membuat ekonomi Indonesia dalam keadaan tertekan, mengingat faktor fundamental dalam negeri masih cukup baik.

Hanya saja, jika pemerintah tidak mampu mengelola risiko global, maka pertumbuhan ekonomi juga bisa tertekan. Terlebih, jika kondisi pasar keuangan terganggu akibat kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×