kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom dan pengusaha yakin manufaktur masih bisa sokong perekonomian Indonesia


Senin, 21 Oktober 2019 / 21:18 WIB
Ekonom dan pengusaha yakin manufaktur masih bisa sokong perekonomian Indonesia
ILUSTRASI. Perakitan sepeda motor Honda BeAT di pabrik Astra Honda Motor (AHM).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi manufaktur Indonesia hingga kuartal III-2019 masih menunjukkan tren pelemahan. Hal ini terlihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) yang sebesar 52,04% pada kuartal tersebut.

Menurut Ekonom Center of of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, sektor manufaktur ini adalah sektor dengan masalah yang cukup kompleks. Penurunan kinerja manufaktur ini pun dinilai Yusuf sebagai akibat dari minimnya pembiayaan di sektor tersebut dan juga masalah bahan baku.

"Minimnya pembiayaan ini disebabkan oleh minimnya investasi," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).

Baca Juga: Berpeluang rebound, penurunan harga nikel lebih faktor teknikal

Meski begitu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat bahwa masih ada kemungkinan Indonesia untuk masih bergantung pada sektor manufaktur.

Apalagi dalam pemerintahan baru ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) masih ingin mendorong kinerja sektor ini, termasuk juga dengan mendorong sektor ekonomi digital, infrastruktur lanjutan, dan juga sumber daya manusia (SDM).

Menurut Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani, sektor manufaktur ini merupakan lahan basah yang bisa untuk menyerap tenaga kerja Indonesia dalam jumlah banyak. Dari sektor ini pula Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan bonus demografi.

Baca Juga: Duh, indeks sistem pensiun di Indonesia menurun pada tahun ini

Dengan adanya kemungkinan yang ada, Yusuf memiliki imbauan untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur di periode pemerintahan selanjutnya.

Menurutnya, kebijakan omnibus law yang sudah mulai disinggung pemerintah bisa menjadi salah satu kunci menggenjot sektor ini. Selain itu, ada juga datang dari kebijakan pembiayaan yang dinilai penting untuk diperhatikan oleh pemerintah.

Yusuf juga melihat saat ini pemerintah sudah memiliki Peraturan Pemerintah (PP) no. 63 tahun 2019 yang mengatur tentang investasi pemerintahan. Dengan adanya ini, Yusuf yakin pemerintahan baru pun bisa menggunakannya sebagai kunci untuk membuka pintu pembiayaan di industri manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×