kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMN merugi wajib mengubah model bisnis


Senin, 28 Mei 2018 / 11:01 WIB
BUMN merugi wajib mengubah model bisnis
ILUSTRASI. RUGI DUA MILIAR


Reporter: Abdul Basith, Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski jumlah perusahaan negara yang merugi setiap tahun terus menurun, tapi bukan berarti tugas pemerintah untuk mendongkrak kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih ringan. Sebab, dengan jumlah 13 BUMN merugi, nilai kerugiannya masih cukup besar mencapai Rp 4,2 triliun.

Untuk itulah,  sejumlah opsi untuk menyelamatkan 13 BUMN terus dilakukan. Mulai dari menyuntikkan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) hingga mencari investor swasta. Tidak hanya suntikan modal segar, Kementerian BUMN juga minta BUMN-BUMN itu mengubah model bisnisnya agar bisa keluar dari masalah keuangan.

Menteri BUMN Rini Soemarno bilang, solusi yang ditawarkan ke 13 perusahaan BUMN yang masih merugi saat ini adalah memperbaiki model bisnis perusahaan. "Jadi saya  minta ke direksi 13 perusahaan dan para deputi-deputi, pada akhir Juni nanti,  mereka mempresentasikan perubahan model bisnisnya tersebut," kata Rini kepada KONTAN, Sabtu (26/5).

Rini mencontohkan, perubahan bisnis bisa dilakukan PT Merpati Nusantara Airlines yang selama bertahun-tahun merugi dengan menjadi penerbangan kargo. Merpati juga bisa menyiapkan pelatihan pilot di beberapa titik terpencil terutama daerah timur yang membutuhkan pilot untuk penerbangan kecil.

Selain Merpati, Rini menyebut PT Iglas yang harus mulai mengubah produksi botol kacanya menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Tak sederhana

Wianda Pusponegoro, Staf Ahli Menteri BUMN bidang Hubungan Masyarakat menyebut, perusahaan BUMN yang memiliki diversifikasi bisnis tapi masih merugi harus mulai mempertajam bisnisnya. Selain itu, perusahaan harus mulai menjaga efisiensi agar bisa memperbaiki kinerja.

Dia menambahkan, dengan menyiapkan perubahan bisnis model dan mempertajam diversifikasi bisnis, maka ada peluang perusahaan-perusahaan BUMN tersebut disinergikan dengan perusahaan pelat merah yang lain agar saling melengkapi.

Presiden Direktur & CEO IPMI International Business School Jimmy Gani menilai, mengatasi  masalah BUMN yang merugi bukanlah masalah yang sederhana.

Mantan Presiden Direktur PT Sarinah (Persero) ini menyebut, kebanyakan kerugian perusahaan BUMN bukanlah kesalahan dari manajemen. Buktinya, beberapa kali ada pergantian manajemen tapi tak mengubah keadaan.

Jimmy mengatakan, BUMN tak mudah mengubah model bisnis mereka karena harus melihat peta persaingan dalam bisnis tersebut. Dia justru khawatir perubahan bisnis yang terkesan dipaksakan oleh pemerintah justru tak memberikan efek apapun. "BUMN tak semudah swasta ketika ingin mengubah bisnisnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×