kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: perubahan harga BBM perlu sosialisasi


Senin, 30 Maret 2015 / 22:03 WIB
BI: perubahan harga BBM perlu sosialisasi


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Andri Indradie

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengajak semua kalangan menyosialisasikan skema penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) baru yang disesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo, bilang, pemangku kepentingan yang terkait tidak boleh berhenti menjelaskan ke masyarakat tentang sistem harga BBM yang mengalami penyesuaian baru.

Menurutnya, harga minyak dunia memang kembali bergejolak lantaran krisis Yaman. Catatan saja, Yaman tengah mengalami gejolak akibat aksi pemberontakan yang membuat pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi meminta bantuan Dewan Kerjasama Teluk.

Akhirnya, Arab Saudi pun turun tangan dengan melakukan operasi militer sejak Kamis (26/3) pekan lalu. Meski begitu, kata Agus, dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap kenaikan harga BBM di Indonesia, masih terkendali.

"Kemarin ada serangan ke Yaman sehubungan dengan adanya perselisihan dan itu berdampak juga pada harga. Namun, dampak ke harga BBM di Indonesia, menurut kami masih dalam batas terkelola," kata Agus di Jakarta, Senin (30/3).

Agus meyakini, skema subsidi yang mengikuti harga minyak dunia tersebut merupakan pengendalian harga BBM yang sehat dibandingkan pengelolaan subsidi BBM selama ini. "Ini memberikan kesempatan bagi kita memberi perhatian pada pembangunan yang (tergolong) prioritas," ucapnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, dampak kenaikan harga BBM Rp 500 per Sabtu (28/03) lalu terhadap inflasi baru akan terasa April. Bulan ini, inflasi diperkirakan 0,3%-0,4%.

Perry bilang, mekanisme harga BBM saat ini lebih baik karena dampak inflasinya lebih kecil. Sementara dibandingkan mekanisme sebelumnya, ekspektasi inflasi sudah terlanjur besar ketika ada wacana penaikan harga BBM.

"Kami dukung reformasi subsidi (karena) memang ada kenaikan BBM tergantung minyak luar, mekanisme baru. Masyarakat belum terbiasa tapi lama-lama akan terbiasa. Esensinya, (adalah) dampak inflasi (menjadi) lebih kecil," ucap Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×