kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI harap swasta lebih mendorong ekonomi Indonesia


Selasa, 23 Mei 2017 / 10:14 WIB
BI harap swasta lebih mendorong ekonomi Indonesia


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kondisi ekonomi tahun depan diperkirakan masih diliputi ketidakpastian, khususnya kondisi ekonomi global. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) berharap swasta lebih berperan sebagai mesin pendorong ekonomi Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan diperkirakan mencapai 3,6%. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini yang mencapai 3,5%.

Hal tersebut belum tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia. Sebab, "kami perkirakan di 2018 harga komoditas sedikit menurun," kata Agus, Senin (22/5).

Padahal, harga komoditas mulai membaik yang mendorong perbaikan ekspor Indonesia sejak akhir tahun 2016 lalu. Bahkan, ekspor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 yang mencapai 5,01%.

Meski demikian, Agus berharap konsolidasi di sektor riil, baik korporasi dan perbankan akan selesai. Dengan demikian, swasta bisa lebih berperan dalam pertumbuhan domestik mulai semester kedua 2017 dan di tahun 2018 nanti.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,6% di tahun 2018 mendatang. Angka itu sesuai dengan target sebelumnya yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 5,4%-6,1%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, target tersebut memperhitungkan sejumlah faktor, baik dari sisi permintaan, seperti konsumsi, investasi, ekspor, maupun pengeluaran pemerintah. Selain itu, target pertumbuhan ekonomi juga mempertimbangkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada akhir 2016 yang sebesar 5,02%.

Sayangnya, "BI sekarang ini belum bisa merespon target pertumbuhan ekonomi di 2018 sebagai bagian dari proses menyusun APBN 2018," tambah Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×