kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja pemerintah jadi pendorong daya beli


Kamis, 11 Februari 2016 / 06:10 WIB
Belanja pemerintah jadi pendorong daya beli


Reporter: Agus Triyono, Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tingkat konsumsi masyarakat perlahan menunjukkan perbaikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan penjualan eceran yang tercermin dari indeks penjualan riil (IPR).

Berdasarkan survei penjualan eceran yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), Rabu (10/2), IPR per akhir Desember 2015 di posisi 195,6 atau meningkat 10,4%. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di bulan sebelumnya yang 9,7%.

Bahkan survei BI juga memproyeksikan, indeks penjualan riil (IPR) di Januari 2016 tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 11,7% ke level 192,8. Kenaikan IPR terjadi di produk non makanan, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga, dan teknologi informasi dan telekomunikasi.

Kenaikan IPR Desember 2015 terjadi lantaran momentum liburan natal dan tahun baru. Kenaikan penjualan eceran pada kelompok non makanan per akhir tahun lalu menguat dari 4,6% menjadi 7%.

Melejitnya pertumbuhan tersebut didorong melonjaknya peningkatan penjualan peralatan rumah tangga lainnya dari 6,4% menjadi 14,9%.

Kendati masih ada kontraksi, penjualan eceran bahan bakar kendaraan bermotor membaik dari minus 32,7% menjadi minus 22,3%. Sedangkan pertumbuhan penjualan kelompok makanan melambat dari 13,5% menjadi 12,9%.

Di Januari 2016, BI memperkirakan pertumbuhan IPR akan lebih tinggi. Hal ini didorong peningkatan pertumbuhan penjualan pada kelompok barang informasi dan telekomunikasi yang cukup tinggi yakni dari 19,4% menjadi 30,8%.

Pemicunya adalah munculnya beberapa varian produk baru di awal tahun.

Belanja pemerintah naik

Ekonom Senior Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat daya beli masyarakat terdongkrak, sehingga penjualan naik. Pemeritah juga mulai melakukan belanja sejak awal tahun karena lelang proyek telah selesai.

"Pemerintah juga sudah punya sekitar Rp 100 triliun dari hasil pra lelang di akhir tahun lalu," ujarnya, Rabu (10/2). Jika pemerintah bisa mencairkan belanja modal sedikitnya 10% di kuartal I, Aldian yakin pertumbuhan ekonomi bergerak lebih cepat.

Aldian memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2016 bisa di kisaran 5,1%-5,2%. Hingga akhir Januari 2016, pemerintah telah merealisasikan belanja modal Rp 1,5 triliun. Dibanding periode sama 2015 nilainya Rp 100 miliar dan di Januari 2014 hanya sebesar Rp 194 miliar.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung juga yakin pengeluaran pemerintah yang lebih baik membuat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 di atas 5%. Sebab hal itu mendorong konsumsi rumah tangga.

Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih bilang, penurunan harga BBM, inflasi rendah membuat daya beli masyarakat naik. "Tetapi apakah mereka menggunakan tabungan untuk belanja, ini yang belum bisa terkonfirmasi," tuturnya.

Jika memang hal itu yang terjadi, perilaku konsumen seperti ini tidak akan lama. Saat ini, penguatan rupiah terhadap dollar AS bisa menjadi katalis baru yang mendongkrak daya beli masyarakat. Sebab pengusaha tidak perlu menaikkan harga jual produknya.

Lana memprediksi, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 di level 5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×