Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah mengklaim terus mendorong realisasi belanja di tahun ini. Hingga akhir Mei 2016 lalu, jumlah belanja pemerintah pusat yang sudah terserap mencapai 33% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Sebagai gambaran, target belanja pemerintah pusat secara keseluruhan dalam APBN 2016 sebesar Rp 2.095 triliun. Artinya, jumlah anggaran yang sudah terserap kira-kira sama dengan Rp 691,35 triliun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap realisasi belanja bisa lebih cepat, supaya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mempercepat realisasi belanja, pemerintah sudah memberikan pengarahan kepada sekitar 220 pejabat pembuat komitmen (PPK).
Salah satu komponen belanja pemerintah pusat yang penting dalam mendorong pertumbuhan adalah belanja modal. Hanya saja, "Untuk belanja modal saya tidak ingat angkanya," kata Menteri Bambang, Jumat (4/6) di Jakarta.
Seperti diketahui, dalam perkembangannya pemerintah mengajukan revisi atas APBN 2016 tersebut. Nah, dalam RAPBN-P 2016, pemerintah merevisi nilai belanja menjadi lebih rendah, yaitu Rp 2.047 triliun.
Pemangkasan belanja paling signifikan terjadi untuk pos belanja Kementerian/Lembaga (K/L), yakni hingga Rp 50 triliun. Anggaran untuk transfer ke daerah juga dikurangi, sedangkan dana desa jumlahnya anggarannya tetap sebesar Rp 46,9 triliun.
Pemangkasan anggaran dilakukan karena penerimaan negara kemungkinan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Untuk penerimaan negara di tahun ini, pemerintah merevisi targetnya lebih rendah dari Rp 1.822,5 triliun dalam APBN 2016 menjadi Rp 1.734,5 triliun dalam RAPBN-P 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
