kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,19   -8,30   -0.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringkat kemudahan berbisnis Indonesia urutan 72


Rabu, 01 November 2017 / 06:31 WIB
Peringkat kemudahan berbisnis Indonesia urutan 72


Reporter: Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha Presiden Joko Widodo mengejar peringkat di bawah 50 pada tahun 2019 dalam kemudahan memulai usaha atau Ease of Doing Business (EODB) membuahkan hasil. Setelah pada tahun 2017 peringkat kemudahan berusaha di Indonesia di peringkat 91, pada tahun 2018 naik menjadi di urutan 72.

Walau sampai Selasa (31/10) malam belum ada rilis resmi dari Bank Dunia terkait laporan EODB 2018 ini, namun sejumlah awak media sudah mendapatkan undangan konferensi pers dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (1/11) untuk menyampaikan kabar gembira ini.

Bahkan sumber KONTAN di Istana Presiden menyatakan, kenaikan peringkat EODB sudah dipaparkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam paparan itu dijelaskan semua indikator perhitungan rangking EODB Indonesia naik.

Namun, ketika KONTAN mengkonfirmasi berita itu ke Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, dia mengaku belum tahu.

Eric Sugandi, Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) menganalisa, Indonesia layak mendapatkan kenaikan peringkat EODB. "Pemerintah sudah melakukan berbagai reformasi kebijakan via paket-paket kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi," kata Eric, Selasa (31/10).

Seperti diketahui, sejak paket kebijakan I tahun 2016 pemerintah memang fokus membenahi layanan investasi. Di Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) kini sudah ada layanan izin investasi yang bisa selesai dalam waktu tiga jam saja.

Mulai tahun depan, pelayanan investasi juga semakin baik karena ada single submission, yang akan mengawal dan membantu investor merealisasikan investasi. Ini adalah solusi pemerintah pusat untuk membantu kelancaran penanaman modal yang selama ini terhambat di daerah.

Namun Wakil Ketua Umum Kadin Benny Sutrisno menyebut Indonesia belum layak naik peringkat. "EODB tidak memperhitungkan produktivitas," kata Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×