kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan turun bukan berarti daya beli lesu


Selasa, 08 Agustus 2017 / 20:32 WIB
Penjualan turun bukan berarti daya beli lesu


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ekonom Universitas Indonesia Fasial Basri mengatakan,  tidak ada kejadian luar biasa yang menyebabkan daya beli masyarakat secara keseluruhan tiba-tiba merosot

Pasalnya, salam lima tahun terakhir, pertumbuhan riil konsumsi masyarakat (private consumption) mencapai rata-rata 5%. Pertumbuhan nominal konsumsi masyarakat pada triwulan I-2017 masih 8,6%. Jadi, baik secara nominal maupun riil, konsumsi masyarakat masih naik.

Adapun menurutnya di tingkat mikro memang penjualan sejumlah barang dan jasa mengalami penurunan. Misalnya, penjualan sepeda motor Juni 2017 turun tajam 30% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Selama Januari-Juli 2017 penjualan sepeda motor merosot sebesar 13,1%.

Namun, kemerosotan penjualan sepeda motor sudah berlangsung sejak 2015. Sebaliknya, sekalipun penjualan mobil anjlok 27,4% pada Juni 2017, selama Januari-Juni masih mencatatkan pertumbuhan positif 0,3%.

“Ada jutaan barang dan jasa ada, 100 yang turun omzetnya, dianggap lesu. Tarif Transjakarta dari awal sampai sekarang tidak pernah naik, sementara gaji penduduk sudah naik berapa kali, kan daya beli Anda naik,” katanya di kantor Indef, Selasa (8/8).

Bila data Juni dikeluarkan, pertumbuhan penjualan mobil Januari-Mei lumayan tinggi, yaitu 6%. Menurut Faisal, kemerosotan penjualan mobil pada Juni bisa dimaklumi mengingat hari kerja efektif bulan itu sangat pendek. Beberapa barang dan jasa juga mengalami kejadian serupa.

Penjualan ritel di beberapa outlet menurutnya juga tidak bisa dijadikan indikator penurunan daya beli masyarakat. Selalu ada yang turun, tetapi ada pula yang naik. Ada pula pergeseran ke penjualan online.

“Siapa tahu switching ke platform online. Kemudian bisa juga ada uncertainty karena menjelang masuk sekolah mungkin mau nabung dulu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×