kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

YLKI sebut aduan soal masker dan hand sanitizer paling banyak selama pandemi


Kamis, 03 September 2020 / 14:06 WIB
YLKI sebut aduan soal masker dan hand sanitizer paling banyak selama pandemi
ILUSTRASI. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi membeberkan aduan dari konsumen selama pandemi corona. Sejak Februari hingga April, pengaduan yang paling banyak terkait masker dan hand sanitizer.

"Pengaduan banyak sekali masuk adalah masker dan hand sanitizer. Mencapai 33,30%. Karena waktu itu kita tahu masker sangat langka, harganya mahal dan banyak masker yang abal-abal," ujar Tulus dalam webinar perlindungan konsumen di masa new normal, Kamis (3/9).

Tak hanya itu,dia juga mengatakan, saat itu hand sanitizer laku keras dan produk vitamin yang populer sangat jarang ditemukan.

Baca Juga: YLKI: Penghapusan syarat PCR dan rapid test tak jamin mobilitas masyarakat naik

Menurut Tulus, diduga terdapat upaya penimbunan oleh oknum tertentu. Karena itu, YLKI pun mendesak aparat penegak hukum dan regulator untuk mengusut adanya dugaan penimbunan.

Selanjutnya, pengaduan yang banyak dilaporkan berkaitan dengan isu transportasi atau sekitar 25%.  Kemudian, pengaduan berkaitan dengan  belanja online pun cukup besar atau sekitar 16,67%.

"Belanja online sangat banyak, walaupun tidak masa pandemi, (aduan) belanja online memang sangat marak karena 3-4 tahun terakhir kita didorong untuk menggerakkan ekonomi digital yang efeknya adalah belanja online dan pinjaman online," kata Tulus.

Setelah itu masalah yang berkaitan dengan jasa keuangan sebesar 11,11%, supermarket sebesar 5,50%, layanan kesehatan 2,70% dan lainnya sebesar 2,70%.

Baca Juga: Marak klaim obat Covid-19, YLKI minta pemerintah tingkatkan literasi obat dan herbal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×