kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada! Kematian Balita akibat Omicron Melonjak, Jangan Bawa ke Tempat Ramai


Selasa, 22 Februari 2022 / 08:31 WIB
Waspada! Kematian Balita akibat Omicron Melonjak, Jangan Bawa ke Tempat Ramai
ILUSTRASI. Kemenkes) menyebutkan, jumlah kematian anak usia di bawah 5 tahun (balita) akibat Covid-19 varian Omicron berkisar 3 persen dari total 1.090 pasien. KONTAN/Baihaki


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan terakhir, kasus harian Covid-19 di Indonesia masih bergerak naik turun. Begitu pula dengan angka kematian akibat Covid-19. 
Pemerintah hingga Minggu (20/2/2022) melaporkan ada 48.484 kasus baru dalam sehari, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia kini ada 5.197.505.

Sementara saat ini, kasus kematian secara kumulatif ada 146.365 kasus. Sejak 10 hari terakhir, angka kematian terus berada di atas angka 100 hingga naik menjadi lebih 200 kematian sehari pada 17 dan 18 Februari.

Berikut datanya: 

• 11 Februari: 100 kasus 
• 12 Februari: 107 kasus 
• 13 Februari: 111 kasus 
• 14 Februari: 145 kasus 
• 15 Februari: 134 kasus
• 16 Februari: 167 kasus 
• 17 Februari: 206 kasus 
• 18 Februari: 216 kasus 
• 19 Februari: 158 kasus 
• 20 Februari: 163 kasus 

Baca Juga: Ini Strategi Pemerintah untuk Menekan Angka Kematian Covid-19 pada Kelompok Komorbid

Pemerintah juga melaporkan penambahan kasus sembuh sebanyak 32.873 dalam sehari, sehingga total kasus kini mencapai 4.514.782. 

Waspadai kasus kematian pada anak 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, jumlah kematian anak usia di bawah 5 tahun (balita) akibat Covid-19 varian Omicron berkisar 3 persen dari total 1.090 pasien yang meninggal di Indonesia. 

"Sebanyak 3 persen yang meninggal akibat Omicron adalah balita usia 0-5 tahun," kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Jumat (18/2/2022), dikutip dari Antara

Baca Juga: Data Covid-19 di Indonesia Terus Meningkat, Ada 10,1% Kasus Aktif

Nadia mengatakan, 3 persen atau setara 33 jiwa pasien itu merupakan hasil rekapitulasi kasus yang dihimpun Kemenkes RI pada Minggu (13/2/2022). Nadia mengatakan, untuk melindungi kelompok balita dari risiko kesakitan akibat Covid-19, dapat dilakukan dengan vaksinasi bagi kelompok dewasa di sekitarnya serta memperketat protokol kesehatan. 

Ia juga menyebutkan, dari total 1.090 pasien Omicron yang meninggal, sebanyak 68 persen di antaranya dilaporkan belum memperoleh vaksinasi Covid-19, baik dosis pertama maupun lengkap. 

Kemudian, data Kemenkes RI menunjukkan hampir 80 persen pasien Omicron yang meninggal berusia 45 tahun ke atas. 

"Dari data 1.090 pasien yang meninggal, 68 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76 persen usianya lebih dari 45 tahun, 49 persen masuk golongan lanjut usia, dan 48 persen memiliki komorbid," ujarnya. 

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Per 18 Februari: Penambahan Vaksinasi 1,38 Juta Dosis

Cegah penularan ke anak 

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk tidak memberi ruang penularan Covid-19 ke balita demi mencegah bertambahnya kematian akibat Covid-19 di kalangan balita. 

Wiku menyatakan, orang tua dan keluarga merupakan pihak utama yang harus bertanggung jawab atas keselamatan balita di lingkungan tempat tinggalnya. 

"Hindari interaksi dengan balita terutama bagi orang dengan intensitas interaksi dan mobilitas yang tinggi di luar rumah. Hindari membawa balita ke lokasi dengan risiko penularan yang tinggi seperti tempat keramaian," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/2/2022). 

Wiku pun menekankan, infeksi Covid-19 varian Omicron cenderung bergejala ringan hingga tanpa gejala. "Sehingga terdapat ancaman OTG yang dapat menulari sekitarnya, yang bukan tidak mungkin adalah orang di sekitar sang balita," kata Wiku. 

Ia menuturkan, anak-anak termasuk balita memang tergolong sebagai kelompok rentan, terutama karena belum tersedianya vaksin yang dapat digunakan pada kelompok usia tersebut. 

Terlebih, lanjut Wiku, balita juga membutuhkan perawatan yang berbeda dari orang dewasa, misalnya balita membutuhkan fasilitas NICU dan PICU yang ketersediaannya dapat berbeda-beda di tiap wilayah. 

Oleh karena itu, kepada orang tua dan keluarga balita, Wiku juga mengingatkan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan serta bersedia divaksinasi demi melindungi sang balita yang belum dapat divaksinasi. 

"Ingat, kasus kematian yang terjadi pada balita merupakan satu contoh betapa keselamatan kelompok rentan sungguh bergantung kepada tanggung jawab bersama dari setiap kita," ujar Wiku.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai Kematian Balita akibat Omicron, Jangan Bawa Mereka ke Tempat Ramai"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Diamanty Meiliana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×