kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi hingga Akhir Maret 2025


Jumat, 07 Maret 2025 / 05:30 WIB
Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi hingga Akhir Maret 2025
ILUSTRASI. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga akhir Maret 2025. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga akhir Maret 2025.

Namun, BMKG memastikan bahwa kondisi tersebut dapat dideteksi lebih awal sehingga upaya mitigasi dan peringatan dini dapat dilakukan.

"Jadi Insya Allah lebih baik, kemungkinan ada cuaca ekstrem tapi durasinya singkat. Tapi kita siapkan modifikasi cuaca,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kantor Kementerian PMK, Rabu (5/3/2025).

Baca Juga: BMKG: Ini Penyebab Curah Hujan Tinggi di Wilayah Berikut hingga 11 Maret 2025

Dwikorita menjelaskan bahwa periode Maret hingga awal April merupakan masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.

“(Cuaca ekstrem) sampai akhir Maret. Jadi kan transisi April itu harusnya masuk ke Maret. Jadi insya Allah lebih baik,” lanjutnya.

Oleh karena itu, meskipun intensitas hujan diperkirakan mulai berkurang, potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih bisa terjadi di beberapa wilayah.

Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca, BMKG Prioritaskan untuk Wilayah Jawa Barat

Untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan modifikasi cuaca guna mengendalikan curah hujan yang berlebihan di wilayah rawan banjir.

"Seandainya terdeteksikan, ekstrem itu kan bisa dideteksi. Tidak mendadak. Jadi bisa dilakukan antisipasi dan peringatan dini," lanjut Dwikorita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×