Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BALI. Komoditas sawit penting bagi Indonesia. Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan) Sudaryono mengatakan, industri sawit ibarat the goose with the golden eggs atau angsa yang bertelur emas bagi bangsa Indonesia.
Atas dasar itu, keberadaan sawit ini sangat penting bagi Indonesia, sehingga harus menjaganya dengan baik.
"Dengan merawat secara baik, maka angsa atau industri sawit ini akan terus bertelur emas dan mensejahterakan bangsa Indonesia," katanya di acara Konferensi Kelapa Sawit Indonesia ke-20 dan Outlook Harga 2025 (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/11/2024).
Menurut Sudaryono, agar komoditas sawit ini terjaga dengan baik, maka semua masalah yang menghadang industri ini harus dituntaskan. Dalam hal ini, Sudaryono bilang, pemerintah berupaya menjadi solusi bagi penyelesaian atas persoalan industri sawit tersebut.
Baca Juga: Airlangga Sebut Pemerintah Akan Buru Pengusaha Sawit Nakal Pengemplang Pajak
Wamentan juga menjelaskan, tujuan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto adalah menciptakan sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia terus bertambah sejahtera. Adapun kesejahteraan bangsa salah satunya ditopang dari sektor pertanian dan industri, termasuk sawit.
Sehingga, untuk mencapai itu, tiga pilar yakni pemerintah, pelaku usaha, dan rakyat atau petani harus dalam posisi untung. “Kalau rakyat atau petani untung, pengusaha juga harus untung. Kalau tidak untung maka bisnis tidak sustainable. Rakyat untung, pengusaha untung, sehingga pemerintah atau negara pun juga untung,” paparnya.
Sudaryono menegaskan, pemerintah memiliki tugas bagaimana bisa menjadi mitra, sekaligus problem solver yang baik bagi permasalahan di industri sawit nasional. “Industri sawit dalam hal ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) adalah the golden goose,” tandasnya.
Dalam kaitan ini, Sudaryono menyebut rencana besar Presiden Prabowo Subianto yang mencanangkan bagaimana Indonesia menggunakan sustainable energy. Untuk itu, program B35, B40, akan ditingkatkan terus menuju ke B50, sebagai kesempatan yang baik bagi bangsa ini.
Baca Juga: Menanti Langkah Prabowo Menutup Kebocoran Penerimaan dari Pengusaha Sawit Nakal
Hanya saja, semua itu mengandung implikasi yang harus ditanggung sama-sama, perli diskusikan sekaligus bersama-sama merumuskan kebijakan yang akan dijalankan. “Artinya semakin besar porsi ‘B’-nya tadi akan mengurangi peredaran non energi, sehingga kita wajib hukumnya meningkatkan produktiivitas,” jelas Sudaryono.
Pemerintah meminta Gapki menjadi motor ke depan bagi petani sawit untuk meningkatkan produktivitas, yang menurutnya masih banyak salah menggunakan bibit tidak berkualitas. “Banyak petani yang beli di online di marketplace karena harga murah dan sebagainya setelah ditunggu, lima tahun, 10 tahun, 15 tahun ternyata buahnya tidak sesuai harapan,” imbuhnya.
Selanjutnya: IIF Berpartisipasi dalam Seminar Bahas Investasi Transportasi Berkelanjutan di China
Menarik Dibaca: Apakah Es Krim Bisa Menambah Berat Badan? Intip Faktanya Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News