Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menegaskan bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi global secara signifikan, namun manfaatnya harus didistribusikan secara adil agar tidak memperlebar kesenjangan.
Dalam forum Executive Dialogue bertema “The Role of Artificial Intelligence (AI) in Shaping Future Jobs: Are We Ready?”, yang digelar di sela-sela Pertemuan Tahunan ke-56 Bank Dunia dan IMF di Washington D.C., Thomas memaparkan bahwa AI dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia hingga 7% dalam satu dekade ke depan.
Namun, ia juga mengingatkan perlunya memastikan bahwa manfaat AI didistribusikan secara adil agar tidak memperlebar ketimpangan.
Baca Juga: Wamenkeu Thomas Djiwandono Sebut Minat Asing pada SBN Terjaga dan Pasar Saham Membaik
"Pertanyaan sesungguhnya bukanlah apakah kita siap untuk AI, tetapi bagaimana kita dapat membuat AI bekerja untuk kita, untuk rakyat kita dan untuk tujuan pembangunan bersama kita. Pernyataan ini menekankan pentingnya pendekatan proaktif dan manusiawi dalam mengadopsi teknologi AI," terang Thomas dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, keberhasilan AI tidak hanya diukur dari peningkatan efisiensi, tetapi juga dari sejauh mana teknologi ini membuka peluang bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Untuk itu, Indonesia menekankan pentingnya penguatan tiga pilar utama, yaitu infrastruktur digital, pengembangan modal manusia, serta inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Thomas juga menegaskan perlunya pengelolaan AI yang bertanggung jawab melalui peningkatan keterampilan berkelanjutan (reskilling), penerapan prinsip keadilan dan transparansi, serta mendorong persaingan yang sehat.
"AI harus dikelola dengan bijak, bukan untuk ditakuti agar dapat meningkatkan, bukan menggantikan, pertimbangan manusia," tegasnya.
Baca Juga: Wamenkeu Thomas Raih Dukungan World Bank untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi RI di 2026
Indonesia menilai tidak ada negara yang dapat mempersiapkan diri menghadapi revolusi AI secara sendirian.
Oleh karena itu, kerja sama regional dan global dinilai krusial untuk memastikan semua negara, termasuk ekonomi berkembang, dapat meraih manfaat dari teknologi ini.
Thomas menyerukan peran aktif Bank Dunia dan IMF dalam mendukung kesiapan AI melalui investasi di bidang infrastruktur digital, tata kelola, dan penguatan sumber daya manusia.
Dengan prinsip bahwa "AI harus melayani manusia", Indonesia bersama negara-negara South-East Asia Voting Group (SEAVG) berkomitmen menjadikan AI sebagai sarana inklusi dan kemakmuran bersama.
Selanjutnya: Trakindo Dorong Persiapan Sumber Daya Manusia di Industri Alat Berat
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial 21 Oktober-3 November 2025, Sunlight Botol Diskon 25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News