kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Wakil Presiden Jusuf Kalla memotivasi masyarakat menjadi pekerja keras


Selasa, 08 Januari 2019 / 13:17 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla memotivasi masyarakat menjadi pekerja keras


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memotivasi masyarakat Indonesia, terlebih generasi muda, agar siap bersaing dengan perkembangan global. Hal ini dikatakan Wapres terkait pemberitaan yang melaporkan sejumlah mahasiswa Indonesia di Taiwan disuruh kerja paksa.

Menurut JK, yang juga pengusaha kawakan ini, bukan waktunya lagi  anak-anak muda Indonesia harus bermanja-manja. Apa pun itu pekerjaannya, yang penting bisa meningkatkan skill dan kemampuan, setiap orang harus melakukannya agar bisa maju.

"Kita tidak perlu manja-manja, karena terbiasa bermanja-manja di negeri sendiri makanya dibilang kerja paksa. Kita tidak boleh seperti itu kerja paksa intensi betul dan harus belajar," katanya saat memberi sambutan dalam acara outlook perekonomian Indonesia 2019, Selasa (8/1).

Wapres menambahkan, kerja keras dengan kerja paksa bedanya cukup tipis. Namun karena di Indonesia terbiasa kerja lebih lambat, kemudian kerja keras di negera lain kemudian dianggap kerja paksa. "Maka jangan kita bermanja-manja dengan kerja sendiri," imbuhnya.

Adapun sebelumnya dikabarkan, 300 mahasiswa Indonesia di Taiwan diduga dipaksa bekerja di pabrik-pabrik industri. Mereka pun diduga dikirim menggunakan truk ke sejumlah kawasan industri untuk merakit dan dijadikan pekerja paksa dengan skema kuliah-magang.

Atas hal itu, JK menyampaikan, sebetulnya kerja tangan juga sangat diperlukan dalam berdaya saing. "Jangan sampai seperti negeri Arab, banyak orang di vsana belajar bisnis dan akuntansi, sementara yang bekerja tangan adalah orang luar," tutur JK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×