kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah corona merebak, BPS catat iklan lowongan kerja turun 70% dalam sebulan


Minggu, 03 Mei 2020 / 10:38 WIB
Wabah corona merebak, BPS catat iklan lowongan kerja turun 70% dalam sebulan
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada periode bulan Januari-April 2020, tren jumlah iklan lowongan pekerjaan di suatu situs web pencari kerja, cenderung turun setiap bulannya. Wabah corona yang berdampak ke ekonomi mempengaruhi jumlah lowongan pekerjaan.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, jika melihat analisis menggunakan big data maka terlihat penurunan terbesar terjadi pada bulan April 2020. Jumlah lowongan kerja pada bulan tersebut berkurang menjadi 3.439 iklan, atau sekitar 70% dari bulan Maret 2020 yang sebanyak 11.090 iklan.

Baca Juga: Sudah 1,7 juta pekerja menjadi pengangguran akibat corona, dan terus bertambah

"Jumlah perusahaan yang memasang iklan lowongan kerja itu turun 50%, maka jumlah iklan lowongan yang ditawarkan itu turun 70%. Jadi dari sisi perusahaan memang kelihatan sekali jumlah lowongan kerjanya itu turun sekali," ujar Suhariyanto dalam agenda rapat virtual, Kamis (30/4).

Kemudian, apabila melihat dari jumlah perusahaan dan pertumbuhan perusahaan yang menyediakan iklan lowongan kerja juga menurun tajam. Berdasarkan catatan BPS, ada lebih dari 500 perusahaan yang telah menawarkan lowongan kerja melalui suatu situs setiap bulannya.

Namun demikian, jumlah ini konsisten menurun dan berkurang sampai sekitar 50% pertanggal 20 April 2020. Jika dilihat, pada bulan Maret 2020 masih ada sebanyak 502 perusahaan yang memasang lowongan, tetapi pada April 2020 jumlahnya berkurang menjadi 235 perusahaan atau turun 53,19%.

Selanjutnya jika melihat dari segi sektor, Suhariyanto menilai, pergerakan penurunan jumlah lowongan kerja paling banyak adalah pada sektor akomodasi, makanan dan minuman, perdagangan, dan industri pengolahan.

"Ini menjadi kunci penting, sektor mana yang perlu kita intervensi supaya nantinya bisa terjadi recovery yang sangat cepat," kata Suhariyanto.

Baca Juga: Pemerintah disarankan ubah program kartu prakerja menjadi bantuan langsung tunai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×