Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah akan mewajibkan vaksin Covid-19 booster sebagai syarat perjalanan di dalam negeri, baik untuk pengguna kereta api, pesawat terbang dan transportasi umum lainnya. Berikut daftar vaksin booster dan efek samping yang perlu dipahami sebelum Anda mendapatkan vaksinasi Covid-19 tersebut.
Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut B. Pandjaitan menyampaikan bahwa pemberlakuan vaksin booster sebagai syarat perjalanan kereta api, pesawat terbang dll akan diterapkan paling lama dua minggu lagi. Hal ini didasarkan pada hasil Rapat Terbatas Kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Kebijakan baru ini akan diatur melalui peraturan Satgas dan peraturan turunan lainnya.
“Pemerintah akan kembali menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif dengan kembali mengubah dan memberlakukan persyaratan vaksinasi booster sebagai syarat mobilitas masyarakat ke area publik. Selain itu, pemerintah juga akan kembali menerapkan persyaratan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan baik udara, darat, maupun laut, yang akan dilakukan maksimal dua minggu lagi,” ujar Menko Luhut dalam keterangan resmi, Senin (4-6-2022).
Penerapan vaksin booster sebagai syarat perjalanan terbaru karena pencapaian vaksinasi yang masih rendah. Berdasarkan data Peduli Lindungi, dari rata-rata orang masuk mall perhari sebesar 1,9 juta orang, hanya 24,6% yang sudah booster.
Di tengah peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi, hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat antibodi masyarakat akan semakin berkurang tanpa vaksin booster.
“Untuk mendorong vaksinasi booster, syarat perjalanan dan masuk tempat umum seperti mall dan perkantoran, akan diubah jadi vaksinasi booster. Sentra vaksinasi di berbagai tempat, seperti bandara, stasiun kereta, terminal, dan pusat perbelanjaan juga akan diaktifkan kembali untuk memudahkan masyarakat mengakses vaksinasi,” ungkap Menko Luhut.
Baca Juga: Syarat Perjalanan dengan Kereta Api, Pesawat Terbang Akan Diperketat, Wajib Booster
Jenis vaksin booster
Mengutip Kompas.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan enam jenis vaksin booster untuk digunakan di Tanah Air. Jenis vaksin booster antara lain CoronaVac (Sinovac), Corminatory (Pfizer), AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, Zifivax, dan Sinopharm.
Adapun vaksin booster ini seluruhnya diperuntukkan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan telah memperoleh vaksin primer dosis lengkap setidaknya dalam waktu 6 bulan. Keenam jenis vaksin bisa digunakan sebagai booster homolog (sama dengan vaksin primer) atau heterolog (berbeda dengan vaksin primer).
Berikut detail vaksin booster dan efek sampingnya:
1. Vaksin CoronaVac (Sinovac)
Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk vaksin primer sejenis. Terkait efek samping dari suntikan vaksin booster Sinovac, kemungkinan bisa muncul reaksi lokal atau nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.
2. Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk penerima vaksin dosis lengkap sejenis. Selain itu, dosis setengah vaksin booster Pfizer bisa digunakan untuk vaksin primer Sinovac dan vaksin primer AstraZeneca.
Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin booster Pfizer dapat berupa nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.
3. Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca dosis penuh dapat diberikan sebagai booster kepada penerima vaksin primer atau vaksin primer Pfizer. Adapun dosis setengah dari vaksin AstraZeneca digunakan sebagai booster untuk vaksin primer Sinovac.
Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin booster AstraZeneca antara lain nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.
4. Vaksin Moderna
Vaksin Moderna dosis setengah diperuntukkan sebagai booster dari vaksin primer sejenis, vaksin primer AstraZeneca, dan vaksin primer Janssen. Untuk efek samping vaksin booster Moderna, kemungkinan yang bisa muncul atas pemberian vaksinnya meliputi lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
5. Vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax dosis penuh digunakan sebagai booster untuk penerima vaksin primer Sinovac dan Sinopharm. Terkait efek samping pemberian suntikan vaksin booster Zifivax ini sebagai berikut:
- Timbul nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri otot (myalgia)
- Batuk
- Mual
- Diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua
6. Vaksin Sinopharm
Vaksin Sinopharm dosis penuh diberikan sebagai booster vaksin primer sejenis atau penerima vaksin primer Sinovac. Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin booster Sinopharm antara lain nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Tingkat keparahan dari efek samping yang bisa timbul tergolong masih bisa ditoleransi, berkisar grade satu atau dua.
Itulah daftar vaksin Covid-19 booster yang digunakan di Indonesia beserta efek samping yang perlu diwaspadai. Segera kunjungi gerai vaksinasi untuk mendapatkan vaksin booster demi mencegah penularan Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News