Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa tidak akan melalukan intervensi, baik di pasar valuta asing (valas) maupun Surat Berharga Negara (SBN), untuk stabilisasi rupiah. Hal ini dilakukan karena bank sentral meyakini gejolak eksternal terhadap kurs rupiah mulai menurun.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 21 Maret telah membuat tekanan mereda sehingga rupiah cenderung stabil.
"Sejak 21 Maret, situasi stabil sampai sekarang pekan pertama April. Jadi, BI di bulan April ini tidak perlu masuk di pasar untuk lakukan stabilisasi," ujar Mirza di Komplek BI, Jakarta, Jumat (6/4).
Mirza mengatakan, pada Februari, cadangan devisa terpakai untuk intervensi pasar keuangan hingga Maret. “Maret masih ada terpakai sedikit. Nanti diumumkan posisi cadevnya,” kata dia.
Asal tahu saja, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2018 tercatat sebesar US$ 128,06 miliar atau turun dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar US$ 131,98 miliar.
Menurut BI, posisi cadangan devisa ini masih cukup tinggi. Sebab, masih cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Adapun Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo sebelumnya mengatakan, meski jumlahnya belum diketahui, cadangan devisa pada Maret 2018 masih akan melanjutkan penurunan. Sebab, cadangan devisa itu dipakai oleh BI untuk intervensi menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Cadev (Maret) memang akan turun. Kami confidence, masih di atas kebutuhan minimal tiga bulan impor," kata Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News