UP4B mulai koordinasikan program percepatan pembangunan Papua

Jumat, 02 Desember 2011 / 21:20 WIB

ILUSTRASI. Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 971.000.

Reporter: Yudho Winarto, Eka Saputra | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) mulai bekerja. Sejumlah rencana aksi mulai dikoordinasikan dengan sejumlah program di Kementerian dan Lembaga.

"Tugas utama UP4B adalah mengoordinasikan dan memastikan perencanaan dan penegasan pembangunan Papua dapat dilaksanakan dengan baik," kata Ketua UP4B, Bambang Darmono di kantor Wakil Presiden, Jumat (2/12).

UP4b menggunakan tiga pendekatan yang dipakai untuk rencana aksi tahun 2012 mendatang. Yakni: pendekatan sosial ekonomi, sosial politik dan budaya, dan pendekatan berbasis kawasan.

Ada 7 acuan dasar prioritas adalah kebijakan pokok UP4B yakni ketahanan pangan, penanggulangan kemiskinan, pengembangan ekonomi rakyat, peningkatan pelayanan pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, pengembangan infrastruktur dasar, dan pemihakan terhadap putra atau putri Papua.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Priyo Budi Santoso, mengatakan, tensi yang sempat meningkat di Papua menjelang 1 Desember yang diperingati sebagai hari kemerdekaan Papua versi Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah menurun.

"Saya meminta semua pihak menggunakan pendekatan yang terukur dan koordinatif serta empatif untuk membangun Papua. UP4B harus jadi jadi wadah untuk memperjelas komunikasi Jakarta-Papua," kata Priyo.

Salah satu program yang menjadi prioritas UP4B yakni pengembangan peternakan babi di Kawasan Pegunungan Tengah dengan target dapat menghasilkan 1,5 juta ekor babi per tahun. Peningkatan industri pengolahan sagu rakyat dengan target 1.000 Kepala Keluarga (KK) pada akhir 2012.

Pelayanan pendidikan gratis yang selama ini sudah berlaku wajib belajar 9 tahun di Papua, akan ditingkatkan hingga SMU dengan sasaran menjangkau seluruh distrik dan kampung.

Sedangkan salah satu contoh program pemihakan kepada putra dan putri Papua (affirmative actions) adalah pemberian kuota kepada siswa berprestasi untuk menempuh pendidikan tinggi terbaik di luar Papua.

Targetnya, per tahun ada mahasiswa asal Papua yang dikirimkan ke fakultas kedokteran 30 mahasiswa, fakultas teknik 50 mahasiswa, fakultas pertanian 75 mahasiswa, sekolah penerbang 10 mahasiswa, sekolah tinggi statistik 10 mahasiswa, sekolah tinggi pertanahan 10 mahasiswa dan sekolah tinggi akuntansi 15 mahasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News