kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Turun Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Oktober 2022 Jadi US$ 390,2 Miliar


Kamis, 15 Desember 2022 / 10:59 WIB
Turun Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Oktober 2022 Jadi US$ 390,2 Miliar
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2022 sebesar US$ 390,2 miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2022 kembali turun. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN per akhir Oktober 2022 sebesar US$ 390,2 miliar. Jumlah tersebut turun US$ 5 miliar dibandingkan utang luar negeri pada September 2022 sebesar US$ 395,2 miliar.

“Perkembangan tersebut disebabkan oleh penuruna ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta,” tulis Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Kamis (15/12).

Secara tahunan, posisi ULN Oktober 2022 juga mengalami kontraksi 7,6%. Penurunan ULN di Oktober 2022 ini lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada bulan sebelumnya yang hanya 6,8% secara tahunan.

Baca Juga: Fitch Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Tahun 2023 Jadi 4,8%

Erwin merinci, ULN pemerintah pada akhir Oktober 2022 tercatat sebesar US$ 179,7 miliar atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 182,3 miliar.

Bila menilik secara tahunan, ULN pemerintah turun 12,3% secara tahunan. Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 11,3% secara tahunan.

Penurunan ULN pemerintah terjadi akibat pergeseran penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi. 

Posisi pinjaman juga menurun seiring degan pelunasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman untuk mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas.

Sementara itu, penarikan ULN pada Oktober 2022 tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Erwin mengatakan, pemerintah akan terus berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.

Namun Erwin mengatakan, posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Sedangkan, ULN swasta pada Oktober 2022 tercatat US$ 202,2 miliar atau turun tipis jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 204,7 miliar. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 3,0%, atau lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,2%.

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia pada Akhir November 2022 Mencapai US$ 134,0 Miliar

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman dan surat utang sehingga ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5% secara tahunan dan 2,9% secara tahunan," ujarnya.

Erwin mengatakan, ULN Indonesia pada Oktober 2022 tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 29,6%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 30,1%.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," pungkas Erwin.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×