kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tren utang luar negeri makin lambat


Rabu, 22 Januari 2014 / 18:50 WIB
Tren utang luar negeri makin lambat
ILUSTRASI. Sate Tambulinas ini berbumbu rempah pedas dan perasan jeruk nipis (Dok/Primarasa)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia di tahun ini masih dalam tren melambat. Kinerja fundamental Indonesia yang belum kuat terutama untuk pertumbuhan ekonomi menjadi alasan.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati mengatakan, apabila perekonomian suatu negara naik maka utang luar negeri negara tersebut juga naik. Begitu pula halnya dengan Indonesia.

Permasalahannya, di tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia disinyalir akan melambat. Perkiraan BI adalah 5,8%-6,2% dengan kecenderungan berada pada batas bawah. Pertumbuhan ini jauh dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 6,2%. Di tahun 2013, BI perkirakan pertumbuhan pun hanya 5,7%.

Karena itu, BI akan fokus pada stabilisasi dalam kebijakannya. Ini sejalan dengan korporasi yang berkespansi lebih konservatif. "Utang masih akan tumbuh tapi melambat," ujar Hendy di Jakarta, Rabu (22/1).

Perlambatan utang sendiri telah terlihat dari tahun 2013. Berdasarkan catatan BI, utang luar negeri Indonesia pada bulan November 2013 sebesar US$ 260,3 miliar. Rasio utang mencapai 29,2% dari produk domestik bruto (PDB).

Pertumbuhan utang di November sebesar 3,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 251,1 miliar. Juga turun 0,9% dibanding Oktober yang sebesar US$ 262,87 miliar. Sedangkan pertumbuhan di bulan Oktober dibanding bulan yang sama tahun 2012 mencapai 5,9%.

Hendy menjelaskan, tingkat utang luar negeri Indonesia pun dipengaruhi oleh suku bunga luar negeri. Kalau suku bunga luar negeri naik tentu akan menjadi pertimbangan bagi swasta untuk berhutang. Di tahun ini, ada kemungkinan suku bunga mulai naik lagi. Apalagi ada beban rupiah yang terdepresiasi akibat dollar Amerika Serikat (AS) yang menguat.

Di sisi lain, Hendy menjelaskan, efektivitas penyerapan utang baru akan terjadi di triwulan kedua. Pasalnya, di periode pertama perusahaan ataupun pemerintahan masih belum beroperasi maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×