kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren kupon menurun, target hasil penerbitan SBN ritel di batas bawah


Rabu, 02 Oktober 2019 / 16:56 WIB
Tren kupon menurun, target hasil penerbitan SBN ritel di batas bawah
Loto Srinaita Ginting, Direktur SUN DJPPR Kemenkeu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren penurunan kebijakan suku bunga turut memengaruhi hasil penerbitan surat berharga negara (SBN) Ritel sepanjang tahun ini. Hasil penerbitan SBN Ritel kian menurun sejalan dengan tingkat imbal hasil atau kupon yang makin kecil mengikuti jejak suku bunga acuan. 

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sejak Juli lalu. Hingga saat ini, suku bunga atau BI 7 Days Repo Reverse Rate (BI-7DRRR) sudah turun sebesar 75 basis poin ke level 5,25%. 

Baca Juga: Pemerintah masih butuh Rp 10,97 triliun untuk melunasi SBN ritel yang jatuh tempo

Penurunan BI-7DRRR ini pun memengaruhi tingkat kupon yang dipatok oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam beberapa seri SBN Ritelnya belakangan. 

Sepanjang semester II-2019, kupon SBN Ritel terus menurun beriringan dengan hasil penerbitannya. Pada Juli, Kemenkeu menerbitkan SBR 007 dengan kupon 7,5% yang berhasil meraup Rp 3,21 triliun. 

Di bulan Agustus, Kemenkeu kembali merilis instrumen ST 005 dengan kupon sebesar 7,4% dan hasil penerbitannya Rp 1,96 triliun. 

Sementara September lalu, SBR 008 diterbitkan dengan kupon senilai 7,2%. Penerbitan instrumen tersebut juga di bawah target indikatif Rp 2 triliun, yaitu hanya Rp 1,89 triliun. 

Baca Juga: Masa penawaran dibuka, pemerintah tetapkan target indikatif ORI016 Rp 9 triliun

Yang teranyar, Kemenkeu menerbitkan ORI 016 untuk Oktober ini dengan tingkat kupon 6,8%. Target indikatif yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9 triliun. Padahal, ORI 015 yang terbit tahun lalu berhasil meraup Rp 23,28 triliun dengan tingkat kupon saat itu 8,25%. 

“Targetnya memang agak konservatif, tapi ini target awal hasil perhitungan kami dengan semua mitra distribusi,” tutur Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Loto Srinaita Ginting, Rabu (2/10). 

Dirjen DJPPR Luky Alfirman menjelaskan, penurunan suku bunga acuan BI selama tiga bulan berturut-turut menjadi basis penentuan tingkat kupon SBN Ritel oleh pemerintah. Sejalan dengan tren penurunan cost of fund akibat mengecilnya suku bunga acuan, instrumen SBN Ritel pemerintah pun harus ikut menyesuaikan. 

Hingga penerbitan SBR008 pada September lalu, pemerintah sudah meraup dana sebesar Rp 40,2 triliun dari investor ritel di dalam negeri. Sampai akhir 2019, Luky menyebut target hasil penerbitan sebesar Rp 60 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah tetapkan kupon ORI016 sebesar 6,80%

Artinya, pemerintah memproyeksi hasil penerbitan SBN Ritel hanya akan berada di batas bawah target awal hasil penerbitan yang sebelumnya dipatok pada kisaran Rp 60 triliun sampai dengan Rp 80 triliun. 

“Kita sudah buat modelnya, dengan kondisi seperti ini. Sudah survey juga dengan mitra distribusi sehingga bisa menentukan angka 6,8% untuk ORI016,” terang Luky saat ditanya apakah kupon tersebut masih akan menarik minat investor. 

Loto menambahkan, penurunan kupon SBN Ritel tak serta merta berarti instrumen ini makin tidak menarik. Pasalnya, di tengah perlambatan ekonomi global dan tren suku bunga global yang juga menurun, instrumen investasi yang ditawarkan pemerintah saat ini tergolong menarik. 

“Di negara lain, suku bunga bukan hanya turun tapi ada juga yang sudah negatif seperti di Eropa. Di sana, menabung uang malah tekor. Jadi, investor individu di Indonesia harusnya manfaatkan kesempatan,” tandas Loto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×