kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Pengangguran di Indonesia Masih Tinggi, Ini Saran Ekonom


Selasa, 10 Mei 2022 / 16:53 WIB
Tingkat Pengangguran di Indonesia Masih Tinggi, Ini Saran Ekonom
ILUSTRASI. Pencari kerja menyiapkan berkas lamaran pada acara 'Jakarta Job Fair' di Ratu Plaza, Jakarta, Senin (6/12/2021). Tingkat Pengangguran di Indonesia Masih Tinggi, Ini Saran Ekonom.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 8,40 juta orang per Februari 2022. Jumlah itu turun sekitar 350.000 orang dari posisi per Februari 2021 yang mencapai 8,75 juta orang. Kendati demikian, BPS mencatat tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi dan belum kembali ke posisi sebelum pandemi.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky mengatakan, yang harus dilakukan pemerintah untuk menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di daerah yang masih tinggi adalah dengan cara penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, baik dari sisi demand tenaga kerjanya, dan gangguan dari sisi supply nya adalah peningkatan kualitas tenaga kerja.

“Jadi memang TPT itu akan sangat bergantung dari langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Riefky, Selasa (10/5).

Baca Juga: Ekonom CORE : Reindustrialisasi Jadi Kunci Ketenagakerjaan di Indonesia Bisa Optimal

Adapun peningkatan kualitas tenaga kerja mulai dari tingkat pendidikannya, value-nya, hingga kebutuhan-kebutuhan mendasar seperti nutrisi dan sebagainya.

“Jadi kalau kita bicara tingkat pengangguran di daerah itu, lebih banyak yang bisa berkonstribusi signifikan adalah intervensi di level pemerintah daerah. Tapi ini harus sinkron dengan pemerintah pusat,” tambahnya.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, daerah yang TPT-nya lebih tinggi dari rata-rata nasional sebagian merupakan daerah-daerah industri yang terdampak pandemi.

“Industri mulai pulih dalam setengah tahun terakhir, namun masih butuh waktu untuk kembali ke situasi sebelum pandemi,” kata Eko.

Menurutnya, untuk mengatasi TPT di daerah-daerah yang masih tinggi adalah dengan cara kembali mendorong sektor industrinya untuk pulih, serta menarik investasi baru di sektor industri manufaktur agar penyerapan tenaga kerja segera membaik.

Baca Juga: Belum Pulih, 11,53 Juta Orang Penduduk Usia Kerja Masih Terdampak Covid-19

Hal ini juga senada dengan Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet yang menilai bahwa industri manufaktur merupakan sektor lapangan usaha yang dapat menyerap angkatan kerja dalam jumlah yang besar.

“Seberapa jauh pemerintah mendorong reindustrialisasi akan menentukan seberapa banyak angkatan kerja bisa terserap optimal dalam jangkah menengah sampai dengan panjang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×