Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Penunjukan mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono sebagai salah satu penasihat tim transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memicu kontroversi, bahkan memunculkan jajak pendapat pengumpulan penolakan di media sosial. Kecaman datang antara lain dari Suciwati, istri almarhum aktivis HAM Munir.
Wakil Ketua Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengatakan, penunjukan Hendropriyono merupakan keputusan Jokowi. "Masukan dari Mbak Suciwati, kami apresiasi apa yang beliau sampaikan. Yang penting kan presidennya bukan pelanggar HAM," kata Hasto di Rumah Transisi, di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Meski mengapresiasi kritik Suciwati atas penunjukan Hendropriyono itu, Hasto mengatakan bahwa Hendropriyono memiliki kapabilitas dan pengalaman karena diakui sebagai profesor di bidang filsafat intelijen.
Menurut Hasto, Hendropriyono bisa memberikan gagasan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, kepada tim transisi pemerintahan Jokowi-JK. "Tentu saja (masukan tentang) bagaimana membangun intelijen Indonesia yang kuat. Itu kan juga sangat penting di situ," ujar dia.
Sebelumnya, Hendropriyono mengaku telah ditunjuk menjadi salah satu penasihat di tim transisi pemerintahan Jokowi-JK. Dia mengatakan akan memberikan nasihat terkait intelijen. Penunjukan ini sontak menuai protes karena latar belakang Hendropriyono yang diduga punya kaitan dengan kasus pelanggaran HAM, termasuk dalam kasus meninggalnya Munir. (Rahmat Fiansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News