Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
KABANJAHE. Tim evakuasi masih melaksanakan pencarian korban awan panas di Desa Sukameriah hingga saat ini. Pada Senin (3/2) telah ditemukan 8 motor yang diduga menjadi korban awan panas erupsi Gunung Sinabung.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 8 motor yang ditemukan tersebut terdiri dari 7 motor yang memiliki nomor polisi dan 1 motor tidak ada nomor polisi). Ditambah 1 tas berisi laptop Acer, 1 tas Handy camp (tidak ada isinya) dan 2 buah helm. "Belum ditemukan adanya korban jiwa sejauh ini," kata Sutopo, Senin, (3/2).
Kondisi abu vulkanik tebal yang menutupi lahan dan adanya susulan awan panas di Desa Sukameriah menyebabkan evakuasi sulit dilakukan. Pada pukul 12.30 WIB lalu, berdasarkan rekomendasi PVMBG, proses pencarian hari ini dihentikan karena terjadi erupsi setinggi 2.500 m dan luncuran awan panas 2.500 m. "Tim SAR gabungan masih menunggu kondisi aman. Strategi evakuasi mengikuti rekomendasi PVMBG di lapangan," ujar Sutopo.
Sejauh ini, 170 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk evakuasi korban awan panas. Tim terdiri dari 35 orang Kodim 0205 TK, 30 orang Yon 125/SMB, 41 orang Brimob, 20 orang Basarnas, 10 satpol PP, dan 34 relawan.
Hingga saat ini jumlah korban awan panas Gunung Sinabung ada 15 orang meninggal. Terdiri dari 7 orang mahasiswa, 4 pelajar, 3 warga Sukameriah, dan 1 warga Kabanjahe. Sementara itu 3 orang luka-luka.
PVMBG merekomendasikan radius 5 km harus kosong dari aktivitas penduduk. Penjagaan diperketat agar masyarakat tidak dapat masuk ke zona berbahaya. 5 desa yang sangat berbahaya di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu adalah daerah yang paling berbahaya. "Jangan masuk pada daerah tersebut," pungkas Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News