kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga alasan mengapa BI perlu melonggarkan kebijakan suku bunga bulan ini


Selasa, 16 Juni 2020 / 18:58 WIB
Tiga alasan mengapa BI perlu melonggarkan kebijakan suku bunga bulan ini
ILUSTRASI. Pegawai menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (4/3) pagi, bergerak menguat 105 poin atau 0,74 persen m


Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneternya. Setelah mempertahankan bunga acuannya alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) selama dua bulan belakangan, bank sentral diramal akan memanfaatkan ruang pelonggaran tersebut pada bulan ini. 

Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, BI bakal memangkas bunga acuannya sebesar 2t5 basis poin ke level 4,25% pada bulan ini. Setidaknya, ada beberapa hal yang menjadi alasan atas perkiraan tersebut.

Baca Juga: Kurs rupiah masih punya peluang besar untuk menguat pada Rabu (17/6)

Pertama, rendahnya inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi bulan Mei lalu sebesar 0,07% dan 2,19% year on year (yoy). Sehingga, inflasi tahun kalender Januari-Mei 2020 tercatat 0,9%.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, rendahnya inflasi tersebut mencerminkan permintaan yang cenderung rendah, bahkan pada saat momen ramadan dan Idul Fitri. 

Baca Juga: Perkasa, rupiah berhasil ditutup menguat 0,18% ke Rp 14.090 per dolar AS hari ini

Kedua, nilai tukar rupiah yang mengguat. Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan, nilai tukar rupiah menguat hingga 2,8% pada bulan Mei 2020. Di sisi lain, cadangan devisa (cadev Indonesia pada akhir Mei lalu juga meningkat US$ 2,7 miliar menjadi US$ 130,5 miliar. 

"Kami pikir bank sentral akan menggunakan jendela peluang terbatas ini dengan memanfaatkan ruangnya untuk pelonggaran moneter," kata Wisnu, Selasa (16/6).

Ketiga, besarnya surplus neraca perdagangan bulan Mei. Hal ini, bisa memperkecil defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD).

Dari data BPS, neraca dagang surplus hingga US$ 2,09 miliar. Namun demikian, surplus tersebut disebabkan oleh anjloknya kinjera ekspor maupun impor. Ini juga menandakan, kondisi ekonomi dalam negeri masih mengalami tekanan.

Pengamat Ekonomi Perbanas Intitute Piter Abdullah menambahkan, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat yang menahan Fed Fund Rate di kisaran 0%-0,25% pada awal Juni lalu, tak akan berpengaruh banyak terhadap keputusan BI. Sebab, saat ini interest rate differential alias perbedaan suku bunga luar dan dalam negeri masih lebar sehingga imbal hasil Indonesia masih menarik.

Eric Sugandi, Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan, juga mengatakan, "Dengan pemangkasan BI7DRRR, BI akan memberikan bantuan dari sisi moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Eric kepada KONTAN.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×