Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami
Dari data BPS, neraca dagang surplus hingga US$ 2,09 miliar. Namun demikian, surplus tersebut disebabkan oleh anjloknya kinjera ekspor maupun impor. Ini juga menandakan, kondisi ekonomi dalam negeri masih mengalami tekanan.
Pengamat Ekonomi Perbanas Intitute Piter Abdullah menambahkan, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat yang menahan Fed Fund Rate di kisaran 0%-0,25% pada awal Juni lalu, tak akan berpengaruh banyak terhadap keputusan BI. Sebab, saat ini interest rate differential alias perbedaan suku bunga luar dan dalam negeri masih lebar sehingga imbal hasil Indonesia masih menarik.
Eric Sugandi, Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan, juga mengatakan, "Dengan pemangkasan BI7DRRR, BI akan memberikan bantuan dari sisi moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Eric kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News