kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Tidak Perlu Panik, Begini Saran Ahli Patologi Agar Terhindar dari Virus HMPV


Kamis, 09 Januari 2025 / 19:47 WIB
Tidak Perlu Panik, Begini Saran Ahli Patologi Agar Terhindar dari Virus HMPV
ILUSTRASI. Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Human Metapneumovirus (HMPV) bukanlah ancaman baru. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengonfirmasi bahwa virus ini telah lama terdeteksi di Indonesia. HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat, yang bisa sembuh dengan perawatan sederhana. 

Kasus dengan gejala berat, seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, sangat jarang terjadi. Berdasarkan data Cleveland Clinic tahun 2023, hanya sekitar 5% hingga 16% anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut. 

Selain itu, menurut suatu artikel tinjauan sistemik dari Xin Wang, dkk  di Lancet Global Health pada 2021, tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1%. 

Baca Juga: Wabah Virus Pernapasan hMPV Meluas, Apa yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai?

Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah ketika dibandingkan dengan seluruh jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berikut beberapa contoh kasus yang telah lama ada dan dipantau secara konsisten oleh berbagai negara:

Di Beijing, penelitian Cong dkk pada 2017–2019 mencatat prevalensi 7,9% dari total kasus ISPA, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. ?Di Singapura, penelitian Loo dkk pada 2007 menemukan prevalensi sebesar 5,3%.

Di India, data Devanathan menunjukkan peningkatan kasus dari November 2022 hingga Maret 2023, dengan prevalensi 9,3%, yang memuncak pada bulan Desember dan Januari. ?Di Amerika Serikat, data dari National Respiratory and Enteric Virus Surveillance System (NREVSS) US CDC pada akhir 2024 mencatat prevalensi sebesar 1,94%.

Dari fakta-fakta di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan, karena risiko infeksi dapat diminimalkan dengan menjaga pola hidup sehat dan menerapkan langkah pencegahan sederhana. 

Baca Juga: Menkes Umumkan Virus HMPV Sudah Masuk Indonesia Sejak 2001, Sudah Tahu?

Theresia Novi dari Halodoc yang juga ahli patologi klinik mengatakan, virus HMPV sudah ada sejak tahun 2001 dan merupakan penyakit musiman. Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang. 

"Jika melihat kasus-kasus sebelumnya, tingkat kematian akibat HMPV juga tergolong rendah. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik, namun tetap penting untuk menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 3M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” jelasnya di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Novi menyarankan, masyarakat untuk melakukan cara-cara efektif berikut untuk meningkatkan imun tubuh sehingga dapat mencegah terpapar virus HMPV. Pertama, minum air putih. Konsumsi minimal delapan gelas per hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Apakah Virus HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Kata Menkes

Kedua, pola makan sehat dengan  mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Ketiga, olahraga. Lakukan aktivitas fisik secara rutin, minimal dua kali seminggu. 

Keempat, istirahat cukup dengan T=tidur minimal tujuh jam per hari untuk membantu regenerasi tubuh. "Konsumsi vitamin atau suplemen tambahan jika diperlukan," sebut Novi.

Jika merasakan gejala seperti batuk atau demam, tidak perlu panik. Konsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas seperti pereda nyeri atau dekongestan. Bila mengalami gejala berat, seperti kesulitan bernapas, napas cepat, dan sesak dada, atau demam tinggi, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Di masa kini, meningkatnya aksesibilitas platform layanan kesehatan digital telah mempermudah masyarakat untuk mencari bantuan medis secara cepat dan efektif, terlepas dari lokasi mereka. “Halodoc berkomitmen untuk membantu masyarakat dengan menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Infeksi HMPV dapat dicegah dengan meningkatkan imun tubuh dan memutus rantai penularannya,” tambah Novi.

Selanjutnya: Easycash Beberkan Upaya Jaga Tingkat TKB90 di Angka 100%

Menarik Dibaca: Jam Tidur Berantakan? Ini 5 Cara Memperbaiki Jam Tidur Berantakan Menurut Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×