kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Temukan Kasus Varian BA4 dan BA5, Pemerintah Dorong Percepatan Vaksinasi Booster


Senin, 13 Juni 2022 / 16:56 WIB
Temukan Kasus Varian BA4 dan BA5, Pemerintah Dorong Percepatan Vaksinasi Booster
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa negara di dunia mengalami kenaikan kasus Covid-19, yang disebabkan varian baru BA4 dan BA5. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi, sudah ada delapan kasus varian ini di Indonesia.

Adapun tiga di antaranya adalah imported case dari pelaku perjalanan luar negeri yaitu, dari Mauritius, Amerika dan Brazil. Ketiganya menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022. Kemudian 5 kasus merupakan transmisi lokal.

"Empat terdeteksi di Jakarta dan satu terdeteksi di Bali, tapi yang bersangkutan adalah tenaga media juga yang datang dari Jakarta. Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," kata Budi dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (13/6).

Hasil pengamatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kenaikan kasus konfirmasi memang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan di Bali. Untuk kenaikan di beberapa daerah tersebut, pemerintah akan terus memonitor.

Baca Juga: Meski Kasus Covid-19 Membaik, Menkes: Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Saat ini kondisi kasus di daerah tersebut masih relatif baik dibandingkan dengan negara lain.

Budi mengatakan, diprediksi puncak kasus varian baru biasanya terjadi satu bulan sesudah penemuan kasus pertama. Maka kemungkinan untuk varian ini puncak kasus diperkirakan terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli.

Jika capaian vaksinasi dosis ketiga mampu dipercepat dan masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan, diprediksi puncak varian ini tak akan tinggi di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah kini mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Selain menekan tingginya puncak kasus, booster juga akan membentuk imunitas masyarakat hingga 6 bulan mendatang atau sampai bulan Februari-Maret tahun depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, percepatan booster dapat dilakukan dengan mewajibkan syarat booster di acara besar yang menimbulkan kerumunan. Selain itu masyarakat juga diminta untuk bijak dalam pertimbangan pemakaian masker. 

Budi menegaskan, pelonggaran masker hanya dilakukan di luar ruangan dan tidak dalam kerumunan.

Baca Juga: Berisiko, Epidemiolog Kritik Kebijakan Lepas Masker di Ruang Publik

"Presiden arahkan agar booster ini bisa lebih mudah diterima oleh teman-teman ya, setiap acara-acara besar kalau bisa diwajibkan untuk menggunakan booster, sehingga bisa memastikan teman-teman yang mengikuti acara atau kerumunan besar itu relatif aman," ujarnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan akan melakukan sero survei ketiga di bulan Juni hingga Juli. Sehingga diharapkan minggu ketiga Juli atau minggu keempat Juli sudah didapatkan hasilnya. Nantinya hasil serologi survei akan digunakan Presiden untuk menentukan arah kebijakan Covid-19 ke depan.

"Jadi sebelum 17 Agustus hari kemerdekaan kita bisa mengambil kebijakan yang lebih tepat berbasis data mengenai bagaimana penanganan pandemi ke depannya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×