kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tekan Impor Pangan, Ini Harapan Petani untuk Presiden Terpilih 2024


Kamis, 15 Februari 2024 / 16:29 WIB
Tekan Impor Pangan, Ini Harapan Petani untuk Presiden Terpilih 2024
ILUSTRASI. Serikat Petani Indonesia (SPI) menaruh harapan besar terhadap presiden terpilih 2024 untuk kemajuan sektor pertanian ANTARA FOTO/Arnas Padda/hp.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) menaruh harapan besar terhadap presiden terpilih dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 untuk kemajuan sektor pertanian dalam negeri. 

Diketahui, Pilpres 2024 resmi digelar kemarin, Rabu (14/2). Hasil pilpres versi quick count juga telah banyak di rilis oleh lembaga survei. 

Ketua Pusat Perbenihan SPI Kusnan berharap presiden terpilih dapat mengatasi masalah ketergantungan impor pangan. Menurutnya ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin kedepan terkait hal ini. 

Pertama, perbaikan regulasi yang berpihak pada petani mulai dari kemudahan memperoleh benih, pupuk hingga obat-obatan yang perlukan petani. 

Baca Juga: Banyak Petani Meninggalkan Ladang Komoditas yang Berusia Ribuan Tahun

"Ini untuk menstimulus petani bisa berproduksi lebih dan berdaulat," kata Kusnan pada Kontan.co.id, Kamis (15/2). 

Kedua, melakukan perbaikan irigasi tersier. Menurutnya program ini kerap kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah padahal banyak irigasi diseluruh Indonesia yang bermasalah. Contohnya ketika musim kemarau petani tidak mendapat air dan ketika musim hujan lanan terendam banjir sehingga menggangu produksi. 

Ketiga, perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dari alih fungsi lahan mengingat lahan pertanian setiap tahun semakin berkurang. 

"Laksanakan reforma agraria, pembagian tanah 2 hektare /KK bagi petani kecil yang tidak memiliki lahan atau lahannya sempit," jelas Kusnan. 

Baca Juga: Petani Usul HPP Gabah Naik Jadi Rp 7.000/Kg, Bapanas Janji Bakal Review Kembali HPP

Keempat, pemberian subsidi petani langsung tunai. Dengan kebijakan ini, petani bisa memilih dengan sistem budidaya apa yang akan dijalankanya, baik organik maupun konvensional. 

Kelima, memastikan ada kebijakan untuk mengembalikan kesuburan taah 2% menjadi 5% dengan aplikasi pupuk orgnik 5 ton/ha. 

"Terakhir, ada jaminan harga yang layak hasil produksi tanaman pangan, sehingga petani tidak beralih ke lain komoditas dan petani tanaman pangan bisa sejahtera," tutup Kusnan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×