kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan CAD, hilirisasi industri harus dilakukan


Minggu, 08 Maret 2015 / 12:27 WIB
Tekan CAD, hilirisasi industri harus dilakukan


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah mencoba menekan current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan tahun ini yang akan melonjak. Dalam hal ini, pemerintah harus memikirkan kebijakan jangka panjang.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, apabila pemerintah ingin menekan CAD maka kebijakan yang tepat dalam jangka menengah panjang adalah hilirisasi industri. Industri-industri yang selama ini orientasi impornya tinggi harus dikurangi. Sebagai langkah awal tidak menjadi masalah apabla butuh impor, namun ke depannya harus bisa semakin dikurangi ketergantungan impornya.

Industri permesinan menjadi salah satu industri yang sangat dibutuhkan untuk dibangun di Indonesia. "Turunkan biaya logistik dengan membangun infrastruktur. Itu dorongan yang dibutuhkan untuk tingkatkan industri kita," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (6/3).

Dari sisi neraca jasa, Josua melihat industri perkapalan Indonesia harus digalakkan untuk mengurangi pemakaian kapal asing berbendera Singapura. Di sisi lain, Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai yang bisa dilakukan pemerintah untuk menurunkan CAD khususnya neraca jasa yang defisitnya tinggi adalah tingkatkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung.

Pariwisata Indonesia harus bisa dipoles agar bisa menarik perhatian dan tidak berkutat pada Bali saja. Malaysia saja bisa mendatangkan wisman hingga 20 juta sedangkan Indonesia pada 2014 hanya sekitar 9 juta. Padahal dari sisi kekayaan alam Indonesia jauh lebih indah. "Industri kreatif untuk menarik pariwisata harus jalan," pungkas Lana.

Sebagai informasi, Current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan kembali melonjak karena impor barang modal infrastruktur. Padahal, pada tahun 2014 CAD sudah membaik ke level 2,95% dari sebelumnya 3,18% dari PDB.

Tahun ini Bank Indonesia (BI) memprediksi CAD akan kembali ke level 3%. Meskipun karakteristik CAD tahun ini lebih sehat karena berisikan impor produktif, tetap saja CAD harus ditekan karena menjadi salah satu pemberi tekanan pada rupiah.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan setelah administrasi Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) selesai pada Maret, pemerintah akan fokus mengurangi defisit transaksi berjalan (CAD). Ia mengakui yang membuat CAD sulit turun adalah karena beban defisit neraca jasa dan pendapatan, bukannya pada neraca dagang.

Salah satu cara yang bakal dilakukan pemerintah adalah mempercepat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang reasuransi. Adanya BUMN reasuransi ini nantinya tidak akan mematikan asuransi asing yang selama ini digunakan dalam transportasi domestik. Hanya saja, nantinya paling tidak porsi asuransi asing bisa dikurangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×