Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah penawaran yang masuk atas penjualan surat berharga ritel secara online melalui Saving Bond Ritel seri SBR003 dinilai masih minim. Bahkan, target indikatif atas penjualan SBR003 diperkirakan tak mencapai target.
Hingga Senin (21/5) malam kemarin, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 878 miliar (verified order). Namun dari jumlah itu, yang telah melakukan pembayaran Rp 652 miliar (completed order).
Masa penawaran dibuka pemerintah sejak 14 Mei lalu dan akan ditutup pada 25 Mei mendatang. Sementara target indikatif yang ditetapkan pemerintah mencapai Rp 1 triliun.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, minimnya penawaran yang masuk atas penjualan SBR003 tersebut bisa jadi disebabkan oleh dua hal. Pertama, karakteristik masyarakat Indonesia cenderung menghindari risiko.
Makanya, masyarakat yang masih menaruh uangnya di bank pun, memilih menempatkan dana jangka pendek yang diperpanjang.
Tujuannya, agar uang tersebut bisa dicairkan kapan saja sesuai kebutuhan. Sementara SBR003 tidak bisa diperdagangkan selama dua tahun, kecuali setelah memasuki waktu fasilitas early redemption.
Kedua, "Mungkin prosesnya yang sulit karena masyarakat harus memiliki SID (Single Investor Identification)," kata Lana kepada Kontan.co.id, Selasa (22/5).
Seharusnya kata Lana, penjualan secara online itu dilakukan dengan menjadikan situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) sebagai market place agar lebih memudahkan masyarakat.
Lana bilang, kupon yang ditawarkan cukup menarik, yaitu sebesar minimal 6,8% yang akan disesuaikan setiap tiga bulan.
Namun, dengan perkembangan penawaran yang masuk tersebut, Lana memperkirakan target indikatif sebesar Rp 1 triliun yang ditetapkan pemerintah, masih sulit dicapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News