kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Tantangan Indonesia menghadapi 'trade war'


Kamis, 08 Maret 2018 / 15:31 WIB
Tantangan Indonesia menghadapi 'trade war'
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antar negara atau trade war diprediksi akan terjadi. Hal ini mendorong Indonesia untuk melakukan diversifikasikan tujuan ekspor.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, selain itu untuk mengarungi trade war antar negara, Indonesia harus segera menyelesaikan pekerjaan rumah terutama perjanjian perdagangan dengan negara yang sebenarnya memiliki potensi untuk mengimpor barang dari Indonesia lebih banyak.

Hal ini diharapkan dapat mendorong ekspor lebih banyak. “Jadi jangan hanya terpaku pada barang yang ada,” ujarnya saat di temui di gedung Bappenas, Kamis (8/3).

Bambang melanjutkan, di dalam tata cara perdagangan internasional wajar sekali jika Indonesia ingin mendorong ekspor. Pasalnya dalam satu negara pasti meminta perlakuan khusus untuk komoditas dari ekspor negaranya.

“Menurut saya bisa kita lakukan dengan baik sehingga kita tidak terlalu terpengaruh dengan trade war yang kita tidak tau apakah terjadi atau tidak,” tambahnya.

Sementara itu, serbuan baja dari China yang akan masuk ke Industri Indonesia dapat dimanfaatkan melalui anti dumping. Maupun yang bersifat pengamanan.

“Jadi ada tarif untuk pengamanan atau tarif anti dumping dan itu yang harus kita lakukan sehingga tidak mudah bagi luapan produk dari China itu masuk ke Indonesia,” kata dia.

Untuk itu, diharapkan pabrik baja yang ada di Indonesia dapat menghasilkan produk yang setara atau lebih baik dari produk impor.

“Produk dari China masuk ke Indonesia dan kami harapkan juga pabrik baja menghasilkan produk yang setara atau lebih baik dari impor,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×