Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tragedi mematikan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi keprihatinan semua pihak.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan segera melakukan investigasi atas kerusuhan di dalam Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam.
Pada tragedi trsebut di picu dari hasil pertandingan lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, yang dimenangkan Persebaya dengan skor 2-3.
Sekeretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi dalam pernyataan tertulis Minggu (2/10) dini hari menyatakan PSSI masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan maupun laporan resmi dari pihak Kepolisian.
Baca Juga: Memilukan, Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Orang Meninggal, 180 Dirawat di RS
Namun, berdasakan analisa sementara dari tayangan video di media sosial yang tersebar di mana-mana terlihat ada kerusuhan setelah wasit meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan.
Hingga Minggu (2/10) pagi, berdasarkan laporan sementara yang di himpun pihak kepolisian menyebutkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 127 orang dan sebanyak 180 orang mengalami luka-luka.
Sementara beredar kabar di Whatapp Group yang belum terkonfirmasi kebenarannya menyatakan jumlah korban terus bertambah hingga menjadi 153 orang.
Yunus memastikan panitia pertandingan akan mendapat sanksi keras jika kerusuhan itu terbukti di dalam lapangan. Selain sanksi denda maupun sanksi yakni tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa laga.
"PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang," imbuh Yunus.
Baca Juga: Laga Arema Fc Vs Persebaya Jadi Salah Satu Pertandingan Paling Mematikan
Sementara Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyampaikan duka cita mendalam atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam yang menyebabkan terjadinya korban tewas sekitar 127 orang.
Seperti diketahui, usai pertandigan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh seusai laga diawali aksi ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. PSSI telah membentuk tim investigasi dan berangkat ke Malang," kata Iriawan.
Iriawan menegaskan bahwa PSSI mendukung tindakan kepolisian untuk menyelidiki penyebab dan siapa yang harus bertanggungjawab kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Sebanyak 127 Orang Tewas dalam Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang
Pensiunan jenderal polisi ini juga mengambil putusan tegas "Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," katanya.
Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC.
Sementara Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing sangat menyesalkan kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang kemudian merembet di area di sekitar stadion.
"Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini. Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi BRI Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah. Selain itu sanksi lainnya juga menanti," kata Erwin.
Baca Juga: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Telan Korban Jiwa dan Mobil Polisi Dirusak
Erwin belum bisa memastikan berapa korban yang meninggal atau terluka dalam insiden ini. Namun, jika ada korban yang meninggal itu sudah menjadi ranah pidana dan akan ditindaklanjuti oleh kepolisian.
"Kami dukung aparat Kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini. Siapapun yang salah harus dihukum," tambahnya.
Erwin juga memastikan dirinya bersama dengan tim dari PSSI berangkat ke Malang Minggu (2/10) untuk mengetahui kronologi dan penyebab insiden sebenarnya.
Investigasi ini harus dilakukan agar saat sidang Komdis nanti bisa memutuskan hukuman apa yang layak diberikan kepada Arema FC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News