kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tak koordinasi soal elpiji, Dahlan mengaku salah


Minggu, 05 Januari 2014 / 20:31 WIB
Tak koordinasi soal elpiji, Dahlan mengaku salah
ILUSTRASI. TikTok logos are seen in this illustration taken February 15, 2022.? REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri BUMN Dahlan Iskan tampak berang dituduh kurangnya koordinasi antara Pemerintah dan Pertamina saat merencanakan kenaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) pada 1 Januari 2014 lalu. Awalnya Dahlan santai menajwab pertanyaan awak media soal rapat terbatas peninjauan kembali harga gas elpiji 12 kg.

Namun ketika awak media mempertanyakan koordinasi antara Pertamina dan Pemerintah soal keputusan menaikkan harga elpiji ini, Dahlan tampak bingung. Pasalnya, sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku tidak tahu menahu rencana kenaikan harga gas elpiji tersebut.

Sebaliknya Hatta menuding Dahlan yang mengetahui rencana kenaikan harga gas tersebut, tapi tidak memberitahukan kepada para menteri lainya. Malahan Menteri ESDM Jero Wacik baru mendapat pemberitahuan soal kenaikan itu pada 2 Januari 2014 lalu. Terkait pernyataan Hatta itu, Dahlan lantas diam sejenak.

"Iya semuanya betul," ujarnya dengan wajah masam usai mengikuti rapat kebinet terbatas, di Pangkalan TNI AU Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (5/1).

Dahlan menjelaskan bahwa sebenarnya rencana kenaikan harga elpiji itu sudah ada sejak tahun 2009, tapi pemerintah terus menolak sehingga tidak pernah naik. Akibatnya menimbulkan kerugian kepada Pertamina.

Melihat itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat mengaudit Pertamina mendorong perusahaant pelat merah itu menaikkan harga gas elpiji dan memberikan tenggak waktu 60 hari.

Namun ketika didesak mengapa tidak terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan kementerian yang lain, Dahlan tampak kesal. Tiba-tiba dengan suara yang sedikit lebih keras dan senyum yang dipaksakan Dahlan meluapkan kekesalannya. "Semua yang salah itu saya. Ngak apa-apa," ujar Dahlan sambil meninggalkan wartawan mencari mobilnya.

Ketika terus dikejar warawan Dahlan terus mengulang-ngulangi kalimat yang sama. "Semua salah saya, semua salah saya,"ujar Dahlan sambil masuk ke dalam mobil pribadinya. Namun ketika mobil itu hendak pergi, tiba-tiba Hatta yang berada tidak jauh dari mobil Dahlan menahannya dan meminta Dahlan keluar.

Sambil merangkul Dahlan, ia membawa Dahlan berjalan ke belakang mobil. "Ah jangan di sini," ujar Hatta ketika melihat awak media terus membututi mereka.

Sambil menggiring Dahlan kembali ke mobilnya, Hatta membisikkan sesuatu ke telinga Dahlan, setelah itu Hatta kembali ke mobilnya, dan Dahlan masuk ke dalam mobilnya.

Tidak tahu apa yang dibisikkan Hatta ke Dahlan, tapi kedua menteri tersebut memang tampaknya kurang bersahabat karena Hatta menuding Dahlan tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah ketika Pertamina menaikkan harga gas elpiji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×