kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tak bikin instrumen baru, tapi perbaiki mekanisme


Jumat, 18 Januari 2013 / 16:51 WIB
Tak bikin instrumen baru, tapi perbaiki mekanisme
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta


Reporter: Hendra Gunawan |

JAKARTA. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah belakangan ini melemah. Pertama yaitu berasal dari sektor eksternal di mana neraca pembayaran kita yang mengalami defisit. "Suplay yang ada lebih kecil dari demand sehingga membuat rupiah melemah," kata Hendar kepada KONTAN, Kamis (17/1).

Menurutnya, demand yang tinggi itu terutama disebabkan oleh kebutuhan korporasi akan impor, seperti produk-produk konsumer goods. Selain itu, pelemahan rupiah juga didorong oleh pemerintah. Dimana pemerintah banyak membuuhkan dolar untuk kebutuhan impor energi. "Dan itu nilainya besar sekali," ungkap Hendar tanpa merinci besaran kebutuhan impor energi tersebut. Yang jelas kata dia, kedua faktor itulah itu yang membuat current account kita mengalami defisit.

Meski rupiah terus mengalami pelemahan, menurut Hendar, BI belum akan mengeluarkan intrumen moneter baru untuk meredam pelemahan rupiah. "Soal intrumen moneter baru sepertinya belum. Yang akan kami coba lakukan yaitu dari sisi mekanisme penanganan pasar, bagaimana supaya menjadi lebih efektif. Tapi untuk lebih jelasnya nanti Gubernur BI yang akan menyampaikan," katanya.

Menurutnya dibandingkan dengan beberapa waktu lalu, kondisi rupiah saat ini sudah mulai mengalami perbaikan, berkat operasi moneter yang dilakukan. "Posisi rupiah kita sudah mulai ada perbaikan karena kami mencoba untuk menjaga pasar dan kami akan berusaha agar rupiah tidak lebih dari 9.800, supaya sejalan dengan negara lain," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×