kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun ini rupiah masih dalam tekanan AS


Selasa, 20 Januari 2015 / 10:23 WIB
Tahun ini rupiah masih dalam tekanan AS
ILUSTRASI. Selamat Hari Raya Galungan 2023, Berikut Contoh Ucapan & Link Twibbon Galungan


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah terlalu optimistis menggunakan asumsi nilai tukar rupiah Rp 12.200 per dollar Amerika Serikat (AS) di RAPBNP 2015. Sama seperti tahun 2014, nilai tukar rupiah pada tahun 2015 ini akan menghadapi tekanan yang menyebabkan harga jualnya melemah. Bank Indonesia (BI) memperkirakan mata uang garuda akan bergerak pada kisaran Rp 12.200-Rp 12.800 per dollar AS.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pergerakan rupiah tahun ini masih akan dipengaruhi oleh pergerakan global terutama AS. Pertimbangan BI, mengacu pada pergerakan rupiah hingga 16 Januari 2015, rupiah menembus level Rp 12.623. "Itulah yang membuat kami memperkirakan rata-rata nilai tukar di 2015 akan berada di kisaran Rp 12.200-Rp 12.800," ujar Agus, di rapat Badan Anggaran DPR, Senin (19/1).

Maka dari itu, asumsi nilai tukar rupiah di RAPBNP 2015 sebesar Rp 12.200 per dollar AS sangat rentan terpeleset dari target. Padahal, setiap pelemahan nilai tukar rupiah akan menyebabkan peningkatan anggaran belanja yang lebih besar dibandingkan penerimaan. Walhasil, defisit anggaran bisa bertambah besar.

Melihat asumsi tahun 2014 lalu, rupiah ditutup di level Rp 12.440 per dollar AS. Nilai tersebut jauh dari patokan asumsi makro APBNP 2014 Rp 11.600 per dollar AS. 

Meski demikian, mantan menteri keuangan ini menegaskan, rupiah yang terdepresiasi tidak selalu buruk bagi perekonomian. Perekonomian Indonesia adalah perekonomian yang terbuka sehingga tidak bisa terlepas dari pergerakan global. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi bisa mendorong ekspor dan menekan impor. 

Namun, BI menegaskan tetap berkomitmen menjaga agar fluktuasi  rupiah tidak berlebihan seperti tahun lalu. Soalnya, selain membebani keuangan negara, labilnya pergerakan rupiah akan menyulitkan pelaku usaha untuk menjalankan bisnis.

Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman lebih pesimistis lagi. Menurutnya, target asumsi nilai tukar di RAPBNP 2015 pasti akan meleset. Alasannya, pergerakan rupiah tahun ini berada pada level Rp 12.400-Rp 12.800, dengan perkiraan rata-rata sebesar Rp 12.450 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah merupakan imbas rencana bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Kenaikan Fed rate akan memicu keluarnya dana asingdari pasar keuangan domestik. Walhasil likuiditas dollar AS di pasar dalam negeri bakal mengetat, sehingga nilai tukar rupiah akan melemah. "Rupiah akan selalu mengalami gejolak hingga The Fed memberikan kepastian tentang kenaikan suku bunganya," tandas Juniman.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×