kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI prediksi rupiah tahun ini Rp 12.200-Rp 12.800


Senin, 19 Januari 2015 / 16:15 WIB
BI prediksi rupiah tahun ini Rp 12.200-Rp 12.800
Rahma Sugihartati, Guru Besar Sains Informasi FISIP Universitas Airlangga


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat nilai tukar rupiah tahun ini masih dalam periode melemah. Otoritas moneter ini melihat mata uang garuda akan bergerak pada kisaran Rp 12.200-Rp 12.800 per dollar Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pergerakan rupiah tahun ini masih akan dipengaruhi oleh pergerakan global terutama Amerika. Pertimbangan BI, mengacu pada pergerakan rupiah hingga 16 Januari 2015, rupiah menembus level Rp 12.623.

"Itulah kemudian yang membuat kami perkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2015 akan berada pada kisaran Rp 12.200-Rp 12.800," ujar Agus dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Senin (19/1).

Maka dari itu, asumsi rupiah sebesar Rp 12.200 yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 masuk dalam perhitungan BI.

Melihat pada tahun 2014 lalu, rupiah pun mengalami pelemahan sebesar 1,74% ke level Rp 12.385 per dollar AS. Tekanan terhadap rupiah tercermin dari aliran modal keluar alias outflow portofolio yang mencapai Rp 28,4 triliun pada bulan Desember 2014.

Meskipun ada outflow, BI masih mencatat adanya aliran masuk atau inflow selama Januari-November 2014 yang mencapai Rp 209 triliun. "Inflow ini lebih besar dibanding tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 35 triliun," tandas Agus.

Mantan Menteri Keuangan ini menegaskan, rupiah yang mengalami depresiasi tidak selalu buruk bagi perekonomian. Perekonomian Indonesia adalah perekonomian yang terbuka sehingga tidak bisa terlepas dari pergerakan global.

Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi bisa digunakan untuk mendorong ekspor dan menekan impor. Namun, BI akan menjaga agar pergolakan rupiah tidak berlebihan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×