kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tahun depan, penerbitan SBN ritel bakal lebih sering


Kamis, 04 Oktober 2018 / 12:38 WIB
Tahun depan, penerbitan SBN ritel bakal lebih sering
ILUSTRASI. Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR


Reporter: Grace Olivia | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan berencana menambah frekuensi penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel pada tahun 2019. Hal tersebut demi memperdalam pasar modal Indonesia, terutama menggenjot kepemilikan domestik pada SBN.

Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, ada kemungkinan besar penerbitan SBN ritel dilakukan lebih sering di tahun depan.

"Sedang dibahas, tapi frekuensinya berapa kali itu belum ditentukan," ujar Loto kepada Kontan.co.id, selepas acara pembukaan masa penawaran Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 015 di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/10).

Sekadar info saja, sepanjang tahun ini pemerintah telah menerbitkan empat instrumen SBN ritel yang meliputi Sukuk Ritel seri SR010, saving bond ritel seri SBR003 dan SBR004, serta yang teranyar ORI015. Selanjutnya, masih ada satu lagi instrumen ritel yakni Sukuk Tabungan seri ST002 yang dijadwalkan terbit pada November mendatang.

Sementara, target penerbitan SBN Ritel untuk tahun ini dipatok Rp 30 triliun. "Dari tiga penerbitan kemarin sudah masuk Rp 17 triliun. Masih sisa Rp 13 triliun lagi yang kami harapkan dapat terpenuhi lewat penerbitan ORI015 dan Sukuk Tabungan nanti," terang Loto.

Selain itu, jika permintaan SBN ritel ternyata melebihi target awal, Loto menyebut itu akan membantu mengurangi target lelang SBN. DJPPR juga tidak memasang target spesifik baik untuk ORI015 maupun Sukuk Tabungan.

"Target untuk Sukuk Tabungan nanti menyesuaikan dari hasil ORI015, tapi yang pasti akan tetap diterbitkan karena kami harus memenuhi kebutuhan investor yang hanya bisa membeli instrumen syariah," kata Loto.

Adapun, hari ini mas apenawaran ORI015 telah dibuka hingga 25 Oktober 2018. instrumen bertenor tiga tahun ini mematok kupon sebesar 8,25% dengan minimum pembelian Rp 1 juta, turun dari minimum pembelian ORI sebelumnya yakni Rp 5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×