Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
BOGOR. Suasana di ruangan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Hotel Seruni III, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sudah seperti lebaran.
Di ujung Mukernas itu, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali dengan wajah sendu berkeliling memeluk satu persatu pengurus DPP partai berlambang Kakbah tersebut, dengan diiringi shalawat.
Di forum tersebut Suryadharma akhirnya dimaafkan, kewenangannya sebagai Ketua DPP pun dikembalikan. Namun pada forum itu juga diputuskan masa jabatannya dipercepat. Muktamar PPP yang salah satu agendanya adalah pergantian Ketua Umum DPP, diagendakan digelar satu bulan setelah pemilihan presiden. Padahal sebelum Mukernas itu, Muktamar diagendakan untuk digelar pada 2015.
Sekretaris Jenderal DPP PPP, Romahurmuziy mengatakan di forum tersebut Suryadharma sudah mengklarifikasi keputusan-keputusan kontroversialnya. Mulai dari hadir di kampanye Partai Gerindra pada 23 Maret lalu, memberikan dukungan sepihak pada capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, hingga memecat sejumlah pengurus, seperti Wakil Ketua Umum DPP PPP, Suharso Manoarfa dan Ketua DPW PPP Jawa Barat, Rahmat Yasin.
"Beliau (Suryadharma) sudah mengaku bahwa beliau salah, dan peserta Mukernas menerima permohonan maaf, dan kewajiban kita untuk memaafkan," kata Romy.
Padahal sehari sebelumnya, Rabu (23/4), Suryadharma dihujat di forum tersebut. Ketua Umum DPP PPP itu sempat dilarang hadir di forum itu, walaupun Ketua Majelis Syariah DPP PPP, KH Maimun Zubair sudah sukses mengagas islah antara Suryadharma dengan kader yang menentangnya. Suryadharma dianggap bisa memicu perdebatan di depan kader yang geram.
Namun malam harinya sebagian kader meminta Suryadharma dihadirkan untuk memberikan klarifikasi. Mukernas yang digelar hingga Kamis dini hari itu mengultimatum Suryadharma untuk hadir paling lambat pukul 10.00 WIB. Akhirnya Suryadharma hadir pukul 10.40 WIB, dan tetap diterima walau pun sambutannya tidak meriah. Di dalam ruangan Suryadharma sempat kebingungan mencari tempat duduk, hingga akhirnya ia memutuskan untuk duduk di pojok ruangan.
Peserta Mukernas yang sempat panas karena sebagian kader kecewa terhadap Suryadharma, tidak berkutik ketika orang yang dianggap sebagai pemicu kisruh PPP itu hadir di ruangan. Saat Suryadharma menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maafnya, tak ada satu pun yang menyela. Bahkan peserta bertepuk tangan setelah Suryadharma menyelesaikan permohonan maafnya. Namun sayangnya hal itu belum cukup untuk menyelamatkan Suryadharma hingga akhir masa jabatannya.
Romy mengatakan agenda Muktamar yang dipercepat itu, bukan lah sebagai bentuk sanksi kepada Suryadharma, walau pun hal itu diputuskan diujung konflik yang dipicu Suryadharma. Kata dia PPP butuh konsolidasi, dan Muktamar adalah salah satu bentuk konsolidasi tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa sebelumnya PPP sudah beberapa kali mempercepat agenda Muktamar. Kata dia hal itu diputuskan untuk mengikuti agenda pemilihan umum (pemilu) yang dipercepat.
Suryadharma yang kini kewenangannya sudah penuh sebagai ketua DPP PPP, bersama Romy sebagai sekjen tandatangannya dibutuhkan untuk pengajuan calon presiden mau pun wakilnya pada Juli mendatang. Bila Surydharma dicopot sebelum Juli dan ia menuntut PPP secara hukum, bukan tidak mungkin partai itu akan kesulitan, karena sudah pasti proses hukum tersebut belum kelar hingga Juli mendatang.
Namun demikian Romy menolak jika disebut alasan Suryadharma dipertahankan hingga Pemilihan Presiden (Pilpres), karena menghindari potensi kesulitan administrasi. Romy mengaku yakin Suryadharma akan tetap bersedia membubuhkan tandatangannya, untuk mengajukan calon presiden maupun wakilnya yang ditunjuk oleh Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Mei mendatang. "Saya hakul yakin," ujarnya.
Suryadharma dalam konferensi pers usai Mukernas itu hanya menyampaikan soal islah, selesainya konflik di tubuh PPP dan permohonan maafnya kepada masyarakat. Namun saat ditanya pendapatnya soal Mukhtamar, Suryadharma tidak menjawab banyak. "Saya mengedepankan persatuan," ujarnya.
Suryadharma kemudian pergi meninggalkan ruangan, dengan dikawal puluhan kader PPP yang bertugas menjadi pengawal Mukernas. Tidak ada komentar lagi dari Suryadharma soal masa jabatannya yang dipersingkat. (Nurmulia Rekso Purnomo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News