Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemerintah kecewa dengan hasil survei. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai ganjil hasil Survei Doing Business 2009. Pasalnya, standar yang digunakan anak usaha Bank Dunia itu tidak konsisten dengan hasil penilaian. “Walaupun mereka mengakui ada 3 perbaikan indikator utama, peringkat Indonesia bukannya membaik malah turun. Laporan ini justru menunjukkan keganjilan,” demikian siaran pers yang diterima Kontan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (11/9).
Sekedar mengingatkan, di dalam survei Doing Business 2009 posisi Indonesia melorot dari posisi 127 menjadi 129. Sehari sebelum hasil itu diumumkan, pemerintah kelewat yakin bakal mampu naik ke peringkat 75.
Menurut pemerintah, survei itu mengakui ada perbaikan tiga faktor utama bisnis di Indonesia. Yakni penyederhanaan jumlah prosedur dan pemangkasan jumlah hari serta biaya yang diperlukan untuk mengurus izin usaha di negeri ini. Untuk pengurusan izin, pemerintah telah mempersingkat waktu dari 105 hari pada 2007 menjadi 76 hari pada 2008.
Prosedur yang mesti dilewati, kata survei itu, juga telah berkurang. Dari 12 tahap berurutan pada 2007 menjadi 11 tahap yang dapat dilakukan secara pararel. Sedangkan biaya administrasi juga berhasil ditekan dari 80% dibandingkan pendapatan nasional per kapita, menjadi 77,9%.
Meski peringkatnya melorot, perbaikan iklim dan kebijakan sejauh ini telah meningkatkan nilai investasi. Itu terlihat dari pertumbuhan investasi yang meningkat signifikan pada semester I 2008. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik 30% dan Penanaman Modal Asing (PMA) melonjak 253% dibanding periode yang sama 2007.