Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode Juli-September 2017 sebesar US$ 5,4 miliar. Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibanding surplus NPI kuartal sebelumnya yang hanya sebesar US$ 0,7 miliar, meski angka itu lebih rendah dibanding surplus NPI kuartal ketiga 2016 yang sebesar US$ 5,7 miliar.
"Surplus tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$ 123,1 miliar pada akhir triwulan kedua 2017 menjadi US$ 129,4 miliar pada akhir triwulan ketiga 2017," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan resmi, Jumat (10/11).
Peningkatan surplus NPI kali ini didorong oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar US$ 10,4 miliar. Angka itu meningkat hampir dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya yang hanya sebesar US$ 5,8 miliar. Utamanya, karena besarnya arus modal masuk dalam bentuk investasi langsung.
Surplus investasi langsung tercatat sebesar US$ 6,8 miliar, naik dari kuartal kedua 2017 dan kuartal ketiga 2016 yang masing-masing sebesar US$ 4,8 miliar dan US$ 6,6 miliar.
"Hal ini didukung oleh sentimen positif terhadap prospek perekonomian domestik dan iklim investasi yang lebih kondusif," bunyi laporan BI. Kondisi tersebut, selain tercermin dari kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade dari Standard and Poor's (S&P), juga terlihat pada peningkatan peringkat Ease of Doing Business (EODB) Indonesia dari posisi 91 ke posisi 72 di tahun 2017.
Berdasarkan arah investasi, arus masuk neto penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal ketiga 2017 mencapai US$ 7,9 miliar, meningkat signifikan dibanding kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 5,9 miliar maupun kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 5,0 miliar.
Di sisi lain, investasi portofolio periode itu mencatat surplus US$ 4,1 miliar, terutama didukung oleh arus masuk modal asing pada instrumen surat utang pemerintah. Namun, besaran surplusnya lebih rendah dibandingkan dengan kuartal kedua yang sebesar US$ 8,1 miliar terutama karena aliran keluar bersih dana asing dari pasar saham domestik.
Sementara itu, transaksi investasi lainnya mengalami defisit sebesar US$ 0,4 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan tiga bulan sebelumnya sebesar US$ 7,1 miliar dan periode yang sama tahun 2016 sebesar US$ 3,2 miliar.
Perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal ketiga tahun ini turut mendorong surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lebih tinggi.
BI mencatat, CAD kuartal ketiga 2017 sebesar US$ 4,3 miliar atau 1,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit itu membaik dibanding defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$ 4,8 miliar atau 1,91% dari PDB. Perbaikan defisit ini didorong oleh peningkatan pada surplus neraca perdagangan barang dan penurunan defisit neraca primer.
BI menyatakan, perkembangan surplus NPI ini secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi. "BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan moneter dan fiskal di AS serta tekanan geopolitik di beberapa kawasan, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan," tambah Agusman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News