Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kinerja pemerintah di kuartal ke dua 2010 lalu rupanya sedikit melorot. Hal ini bisa dilihat dari nilai surplus yang menyusut bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dalam siaran pers yang dirilis Bank Indonesia, Senin sore (9/8), tercatat surplus NPI per kuartal dua 2010 nilainya sebesar US$ 5,4 miliar. Artinya, ada penurunan sebesar US$ 1,2 miliar karena NPI di kuartal I 2010 surplus mencapai US$ 6,6 miliar.
Kalau dilihat lebih dalam, penurunan ini terjadi karena menurunnya kinerja transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial. Untuk transaksi berjalan misalnya, hanya mencatat surplus sebesar US$ 1,8 miliar, lebih rendah dari pencapaian surplus di kuartal sebelumnya sebesar US$ 2,1 miliar. "Ini karena defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan naik.
Penurunan ini terjadi, tidak bisa dilepaskan dari naiknya impor minyak yang cukup signifikan. “Akibat peningkatan konsumsi BBM yang naik," jelas Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Dyah N. Makhijani dalam siaran pers, Senin sore (9/8).
Meningkatnya defisit neraca pendapatan juga merupakan siklus di mana akibat banyak jadwal pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri di kuartal dua.
Kinerja transaksi modal dan finansial di periode yang sama juga mengalami penurunan. BI mencatat, di kuartal satu lalu surplus transaksi modal dan finansial mencapai US$ 4,3 miliar. Nah, di kuartal dua 2010, surplusnya turun US$ 1 miliar menjadi US$ 3,3 miliar. "Ini terutama akibat imbas negatif dari krisis utang di Eropa terhadap penurunan arus masuk investasi portofolio," kata Dyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
