kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar


Rabu, 07 September 2022 / 16:40 WIB
Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/4). Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 tercatat US$ 132,2 miliar. Angka ini tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan posisi pada Juli 2022 yang juga sebesar US$ 132,2 miliar.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Rabu (7/9).

Baca Juga: Cadangan Devisa RI Stagnan di Level US$ 132,2 Miliar pada Agustus 2022

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan bahwa sektor eksternal masih tangguh meskipun ada ketidakpastian global. Meski begitu, surplus barang dalam neraca transaksi berjalan cenderung akan menyusut ke depannya.

Faisal berharap, impor dapat mengimbangi ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi di dalam negeri. Perekonomian Indonesia yang tumbuh kuat di Kuartal II-2022 menunjukkan peningkatan produksi dan juga konsumsi domestik.

Selain itu, tren kenaikan harga komoditas juga terlihat mulai mereda di tengah kekhawatiran akan terjadinya resesi yang dapat melemahkan permintaan global.

"Dengan demikian, hal ini dapat berisiko melemahnya kinerja ekspor di paruh kedua tahun 2022 (2H22)," ujar Faisal kepada Kontan.co.id , Rabu (7/9).

Baca Juga: Bergerak Liar, IHSG Turun 0,01% pada Awal Perdagangan Dibayangi Memerahnya Bursa Asia

Oleh karena itu, dirinya melihat neraca transaksi berjalan pada tahun 2022 masih berpotensi mencatat surplus kecil sebesar 0,03% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 0,28% dari PDB sehingga menjaga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Selain itu, menurut Faisal, upaya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menerapkan kembali sanksi bagi eksportir yang tidak menempatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri dapat semakin mendukung stabilitas tersebut.

Baca Juga: Ramai Sentimen, Intip Proyeksi Rupiah untuk Hari Ini

Secara keseluruhan, dirinya meramal cadangan devisa hingga akhir tahun ini akan relatif stabil dalam kisaran US$ 130 miliar hingga US$ 140 miliar sejalan dengan surplus neraca transaksi yang masih surplus meski lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Sementara di akhir tahun 2022 , nilai tukar Rupiah diperkirakan berada pada angka Rp 14.765 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×