kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani ungkap skenario berat dan skenario sangat berat rupiah di tengah pandemi


Kamis, 02 April 2020 / 03:54 WIB
Sri Mulyani ungkap skenario berat dan skenario sangat berat rupiah di tengah pandemi
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, nilai tukar rupiah masih akan melemah dari level yang saat ini akibat penademi corona (Covid-19). 

Dalam skenario berat Sri Mulyani, nilai tukar rupiah bisa mencapai Rp 17.500 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam skenario sangat berat, nilai tukar rupiah bisa menembus level Rp 20.000 per dollar AS.

Baca Juga: Rupiah sudah melemah 0,90% ke level Rp 16.456 per dolar AS menjelang siang ini

"Kemungkinan terburuknya rupiah bisa mencapai 20.000 per dollar AS," kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4). Level ini jauh dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar Rp 14.400 per dollar AS.

Tak hanya nilai tukar, tingkat inflasi tahun ini juga diperkirakan akan meleset dari target. Dalam skenario berat Sri Mulyani, inflasi 2020 akan mencapai 3,9% dan skenario sangat berat inflasi akan tembus 5,1%.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi 2020 bisa sentuh minus 0,4% akibat wabah corona

Skenario berat harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada di level US$ 38 per barel dan skenario sangat berat ICP berada di level US$ 31 per dollar AS.

Adapun pertumbuhan ekonomi tahun ini, diperkirakan mencapai 2,3% dalam skenario berat. Bahkan, bisa turun alias negatif 0,4%, dalam skenario sangat berat akibat pendemi Covid-19.

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa ini merupakan skenario terburuk. Pemerintah berkomitmen akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi.  “Ini akan diantisipasi agar tidak terjadi,” kata Sri Mulyani.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×