Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sepanjang periode Januari-Agustus 2020, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 mencapai Rp 500,5 triliun.
Defisit ini setara dengan 3,05% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan defisit APBN yang mencapai Rp 500,5 triliun itu maka pemerintah telah mencatat realisasi pembiayaan utang Rp 693,6 triliun pada Agustus 2020. Jumlah realisasi itu naik 143,3% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 285,1 triliun.
Adapun, realisasi pembiayaan utang ini juga telah teralokasikan sekitar 56,8% dari total pagu pada Perpres 72/2020 sekitar Rp 1.220,5 triliun.
Baca Juga: Investor asing berburu SBN tenor pendek
Pembiayaan utang ini didorong penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto yang mencapai Rp 671,6 triliun atau meningkat tajam 131% dari tahun lalu yang Rp 290,7 triliun.
“Beban APBN kita cukup berat dan ini terlihat dari pembiayaan utang dan investasi kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara daring, Selasa (22/9).
Selain itu, pembiayaan utang juga didorong oleh pinjaman (Neto) yang hanya mencapai Rp 22,0 triliun atau sekitar 47% dari total pagu pada Perpres 72/2020 sekitar Rp 46,7 triliun. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, pinjaman (neto) mengalami penurunan yang sangat tajam mencapai 486,5%.
Sebagai informasi, total pembelian SBN oleh Bank Indonesia hingga 18 September 2020 sebesar Rp 48,027 triliun yang terdiri dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 21,475 triliun dan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 26,551 triliun.
Sedangkan, realisasi pembelian SUN oleh BI untuk pembiayaan Public Goods dalam rangka penanganan Covid-19 mencapai Rp 99,08 triliun.
Selanjutnya: Revisi UU BI, tiga calon deputi gubernur BI sepakat penguatan bank sentral
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News