kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sri Mulyani prediksi konsumsi rumah tangga di kuartal II tak akan bertumbuh


Kamis, 18 Juni 2020 / 20:52 WIB
Sri Mulyani prediksi konsumsi rumah tangga di kuartal II tak akan bertumbuh
ILUSTRASI. Warga memilih barang kebutuhan di pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (28/01). Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya yang bertajuk World Economic Outlook (WEO) merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,4% menjadi 3,3% di tahun 2020.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada bulan Mei 2020 sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 0,90%, dan inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,19%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, inflasi pada bulan Mei ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Target pertumbuhan ekonomi direvisi, begini rincian asumsi ekonomi makro tahun 2020

Namun demikian, inflasi yang turun ini disebabkan karena daya beli masyarakat, terutama konsumsi rumah tangga mengalami penurunan yang cukup drastis. Bahkan, ia memperkirakan pelemahan ini akan membuat tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 tidak tumbuh.

"Kami memperkirakan pada kuartal kedua, konsumsi rumah tangga yang tadinya bisa tumbuh sekitar 3% akan mengalami pelemahan lebih lanjut di kisaran 0%," ujar Sri di dalam rapat dengan Badan Anggaran RI, Kamis (18/6).

Sri melanjutkan, upaya pemerintah dalam mengembalikan inflasi pada kuartal selanjutnya akan menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam skenario pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2020 yang diharapkan momentumnya akan diakselerasi pada tahun 2021.

Kemudian, dikarenakan inflasi tidak menjadi salah satu ancaman pada saat ini, maka Sri berharap Bank Indonesia (BI) juga bisa memberikan kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

Baca Juga: Ini proyeksi Kemenkeu terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020

"Hari ini BI sudah menurunkan (suku bunga acuan) sebesar 25 basis poin dari angka 4,5%. Namun kita lihat inflasi kita masih di sekitar angka 2% bahkan di bawah 3%," kata Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×